Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Pemkab Taput Kebut Pembukaan Jalur Tarutung–Sibolga, Puluhan Korban Dilaporkan Hilang

Kamis, November 27, 2025, 19:19 WIB Last Updated 2025-11-27T12:19:18Z

TAPUT, kompasone.com - Tiga hari terakhir menjadi hari paling kelam bagi sejumlah wilayah di Tapanuli Utara. Hujan ekstrem memicu banjir besar dan rangkaian longsor yang melumpuhkan jalur utama Tarutung–Sibolga dan memutus hubungan ribuan warga dari dunia luar.


Dalam kondisi listrik padam, sinyal komunikasi hilang total, dan bantuan tak bisa menembus desa-desa tertentu, pemerintah daerah kini berpacu dengan waktu membuka kembali jaringan transportasi utama di kawasan itu.


Di sepanjang lintasan yang biasanya menjadi jalur vital mobilitas dan distribusi logistik antarwilayah, kondisi berubah drastis.


Titik longsor diperkirakan mencapai 30 hingga 40 titik menutup seluruh badan jalan. Di beberapa lokasi, tebing setinggi puluhan meter runtuh sekaligus, menyeret pohon besar, batu, dan material tanah dalam volume besar yang memutus total konektivitas Tarutung menuju Tapanuli Tengah hingga Sibolga.


Pada Rabu (27/11), beberapa ekskavator tampak bekerja tanpa henti di medan berlumpur yang jauh dari kondisi aman. Operator alat berat harus menghentikan pekerjaan setiap kali hujan kembali turun karena tebing-tebing di sisi jalan menunjukkan retakan baru.


“Material di atas jalan masih hidup. Sedikit saja hujan turun, bisa jatuh lagi,” ujar salah satu petugas lapangan sembari menunjukkan retakan panjang yang membelah dinding tebing.


Hingga tengah hari, kendaraan baru bisa mencapai kawasan Lobu Pining. Target berikutnya adalah menembus Adian Koting, namun itu pun diperkirakan membutuhkan waktu dua hari, bergantung kondisi cuaca.


Listrik Padam, Sinyal Hilang, Warga Kehabisan Informasi

Selain terputusnya jalan, sejumlah desa mengalami pemadaman listrik total. Tanpa sumber daya, warga tak dapat mengisi baterai ponsel, sementara jaringan telepon seluler hilang sepenuhnya.


Wilayah Parmonangan, Adian Koting hingga mendekati Sibolga praktis menjadi zona tanpa komunikasi.


Pemerintah daerah menyebut kondisi ini menghambat pendataan kebutuhan warga serta pencarian korban hilang karena laporan tidak bisa masuk.


Untuk menutup celah komunikasi itu, Pemkab Taput memasang perangkat Starlink di titik-titik strategis agar koordinasi tim gabungan tetap berjalan.


Puluhan Korban Hilang, Evakuasi Masih Terhambat

Dari data sementara tim gabungan, tujuh korban telah ditemukan: dua di Parsikkaman dan lima di Sibalanga. Namun laporan tentang korban hilang terus bertambah.


Hingga Kamis siang (27/11), sedikitnya 29 orang masih dilaporkan hilang di berbagai titik. Kecamatan Parmonangan juga mengonfirmasi adanya rumah yang tertimbun longsor, termasuk dugaan lima orang warga yang tertimbun di area PLTMA.


Banyak warga yang tengah melakukan perjalanan dari Medan menuju Sibolga terjebak di tengah jalan. Sejumlah di antaranya terpaksa meninggalkan kendaraan dan berjalan kaki puluhan kilometer menuju Tarutung.


Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya

Dalam pernyataan resmi di halaman Kantor Bupati Tarutung, Bupati Tapanuli Utara Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat menyampaikan bahwa bencana ini berdampak pada sedikitnya enam kecamatan terdampak banjir adalah Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Siatas Barita, Tarutung, dan Parmonangan dengan Purbatua dan Pahae Jae sebagai wilayah terparah.


Di sisi lain, longsor terbesar terjadi di Parmonangan dan Adian Koting, memutus jalur utama seluruh kabupaten.


TNI melalui Kodam I/BB mengerahkan satu ekskavator, satu truk taktis, dan 200 personel tambahan dari Mabes AD untuk membantu pembukaan jalur dan evakuasi. Koramil dan Polsek turut mengangkat jenazah serta menyisir titik-titik rawan meski komunikasi hanya aktif sekitar 15 menit setiap kali tersambung.


Kapolda Sumut dijadwalkan tiba di Bandara Silangit dengan helikopter untuk memimpin koordinasi. BNPB juga menurunkan tim pusat guna memperkuat operasi lapangan. Pemkab Taput telah menetapkan status Tanggap Darurat selama tujuh hari dan berpeluang diperpanjang.


Wakil Bupati: “Kami Berpacu dengan Waktu”

Saat meninjau titik longsor, Wakil Bupati Deni P Lumbantoruan menyatakan bahwa pembukaan akses adalah agenda paling mendesak.


“Kami bekerja tanpa henti. Prioritas kami membuka jalur ini secepat mungkin agar bantuan bisa masuk ke desa-desa yang terisolasi,” ujarnya.


Ia menegaskan bahwa keselamatan petugas tetap menjadi prioritas karena kondisi tebing yang belum stabil.


Distribusi Bantuan via Udara Disiapkan

Selain jalur darat, pemerintah menyiapkan opsi distribusi logistik melalui udara menggunakan helikopter dan pesawat Hercules. Rute ini akan digunakan terutama untuk menjangkau desa-desa yang masih terisolasi total.


Pemkab Taput juga meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi serta menyediakan call center resmi 081161645500 untuk laporan atau pencarian keluarga.

 (Bernat L Gaol)

Iklan

iklan