Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Lumpuh Akibat Banjir dan Longsor, Akses Taput - Tapteng dan Taput - Sipirok Diharapkan Segera Pulih

Rabu, November 26, 2025, 14:12 WIB Last Updated 2025-11-26T07:13:04Z

TAPUT, kompasone.com – Akses Taput–Tapteng dan Taput–Sipirok lumpuh total setelah banjir bandang dan longsor menghantam akibat hujan mengguyur daerah itu, meninggalkan jalan terputus, rumah-rumah tergenang lumpur, dan warga yang dua hari terakhir hidup dalam kecemasan.


Hantaman air dari perbukitan, Selasa (26/11/2025) malam, datang dengan suara gemuruh yang membuat warga berlarian keluar rumah.


Material lumpur dan batu besar kemudian menutup total Jalan Lintas Sumatera, jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Taput- Tapteng dan Kabupaten Taput Tapanuli Selatan


Pada Rabu (27/11/2025), lokasi itu tampak seperti medan bencana jalan amblas, pepohonan tumbang, dan lumpur setinggi lutut menutupi badan jalan. Akses yang biasanya ramai kini sunyi, hanya menyisakan suara air yang masih mengalir dari tebing.


Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat yang turun bersama Forkopimda harus berhenti puluhan meter dari titik longsor. Jalan di depannya tak lagi berbentuk; sebagian hilang terseret air.


Warga menyambut kedatangan mereka dengan wajah penuh ketegangan. Sebagian terisolasi, sebagian lagi ketakutan jika hujan kembali turun.


“Kami tak bisa ke mana-mana, Pak. Jalan sudah putus. Listrik juga padam,” kata seorang warga dengan suara bergetar.


Mendengar keluhan itu, Bupati JTP menegaskan bahwa percepatan pengerahan alat berat adalah prioritas, sembari meminta seluruh instansi teknis bergerak tanpa menunda.


Di titik lain, Bupati Tapteng Masinton Pasaribu yang meninjau kerusakan menyampaikan keprihatinan mendalam.


“Jalan ini nadi ekonomi dua kabupaten. Sekarang semuanya berhenti. Warga kita sangat bergantung pada jalur ini. Kami berharap bantuan pemerintah provinsi dan pusat segera turun,” ujarnya.


Di tengah keterbatasan, warga berupaya bertahan. Mereka saling membantu membersihkan rumah yang dipenuhi lumpur, berbagi makanan, dan menjaga satu sama lain.


Anak-anak mencoba bermain di halaman yang becek, sementara para orang tua terus mengawasi tebing yang sewaktu-waktu bisa kembali runtuh.


Meski situasi masih penuh ketidakpastian, masyarakat berharap pemulihan akses Taput–Tapteng dan Taput–Sipirok dapat segera terealisasi agar kehidupan kembali berjalan normal. 

(Bernat L Gaol)

Iklan

iklan