Pasuruan, Kompasone.com – Semangat inklusi semakin kuat dalam perayaan Hari Jadi Kota Pasuruan ke-339. Dinas Sosial Kota Pasuruan menggelar Festival Disabilitas dengan berbagai lomba dan diskusi inklusif pada Sabtu (15/2/2025). Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesetaraan dan meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial.
Kepala Dinas Sosial Kota Pasuruan, Bpk Kokoh Arie Hidayat , SE, S.Sos, MM , menyatakan bahwa festival ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan kota yang ramah bagi semua. "Kami ingin memastikan bahwa saudara-saudara kita dengan disabilitas memiliki ruang untuk berekspresi dan berkontribusi," ujarnya di hadapan peserta dan tamu undangan.
Acara yang digelar di ruang terbuka ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan pemerintah daerah, komunitas disabilitas, dan organisasi sosial. Dalam sambutannya, Kokoh menegaskan bahwa inklusi bukan sekadar wacana, tetapi harus diwujudkan dalam kebijakan konkret.
Festival Disabilitas ini menghadirkan berbagai lomba yang melibatkan peserta dari berbagai kategori disabilitas. Lomba menyanyi, bermain musik, dan membaca puisi menjadi ajang bagi para penyandang disabilitas untuk menampilkan bakat mereka. "Ini adalah momen bagi kami untuk menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya," kata salah satu peserta.
Selain lomba, diskusi publik juga menjadi bagian penting dari festival ini. Para narasumber yang hadir membahas tantangan dan peluang dalam menciptakan lingkungan inklusif di Kota Pasuruan. Mereka menyoroti pentingnya aksesibilitas dalam fasilitas umum, pendidikan, dan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Walikota Pasuruan dalam kesempatan yang sama mengapresiasi langkah Dinas Sosial dalam menyelenggarakan acara ini. "Kami berkomitmen untuk terus membangun Pasuruan yang inklusif dan memastikan setiap warganya mendapatkan hak yang sama," katanya.
Salah satu isu yang disoroti dalam diskusi adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan khusus penyandang disabilitas. Banyak peserta berharap ada lebih banyak program yang melibatkan mereka dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga dunia kerja.
Beberapa peserta juga berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi diskriminasi di lingkungan sosial dan pekerjaan. "Tantangan terbesar kami adalah stigma. Kami ingin diterima sebagai individu yang setara, bukan sekadar diberikan belas kasihan," ujar seorang peserta diskusi.
Pemerintah Kota Pasuruan menegaskan bahwa inklusi sosial akan terus menjadi fokus utama dalam kebijakan pembangunan kota. Dinas Sosial juga berencana untuk memperluas program pelatihan dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas agar mereka lebih siap menghadapi dunia kerja.
Festival ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak yang berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin agar semakin banyak orang yang teredukasi tentang pentingnya inklusi. "Acara seperti ini membuka mata kita semua bahwa setiap orang punya potensi yang harus dihargai," ungkap salah satu pengunjung.
Sebagai bentuk dukungan, beberapa perusahaan lokal yang hadir dalam acara ini juga menyatakan kesiapan mereka untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi penyandang disabilitas. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sektor swasta lainnya untuk turut serta dalam mewujudkan kesetaraan di dunia kerja.
Dengan semangat inklusi yang terus digaungkan, Kota Pasuruan bertekad untuk menjadi kota yang lebih ramah bagi semua warganya. Perayaan Hari Jadi ke-339 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi setiap individu.
Muh