Tanggamus, kompasone.com - Sejarah kunjungan Presiden Soekarno di Kota Agung, Kabupaten Tanggamus. Kabupaten berjuluk Begawi Jejama yang diresmikan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 yaitu pada Tanggal 21 Maret 1997 Kabupaten yang memiliki lepas pantai yang indah ini memiliki luas wilayah 4.654,98 Km², terletak pada posisi 104-18” 105612” Bujur Timur dan antara 5556' Lintas Selatan, atau berada di ujung Barat Pulau Sumatra.
Namun jika dari sejarah kota tersebut penduduk Kota Agung telah ada sejak 400 tahun sebelum Belanda masuk di Indonesia Mereka adalah suku Lampung Asli yang berasal dari Lampung Barat, yang dikenal dengan sebutan Skala Brak dan di tempat yang baru dinamakan Lampung Pesisir, serta hidup secara berkelompok.
Mata pencaharian utama warganya adalah mengandalkan hasil tanaman perkebunan. Karena secara alami tanahnya sangat subur.
Itu sebabnya, zaman dahulu, daerah Kota Agung dan sekitarnya menjadi penghasil rempah-rempah. Dari informasi itu juga diketahui bahwa sekitar Abad ke 15 Masehi, terdapat pelabuhan di sekitar Teluk Semaka yang maju dan berkembang dengan pesat sebagai tempat persinggahan para pedagang dari berbagai penjuru.
Pelabuhan tersebut bernama Bandar Brunai,dan menjadi pusat perdagangan rempah-rempah hasil produksi dari masyarakat, seperti kopi, cengkeh, lada, dan lain-lain.
Namun sayang, kemegahan Bandar Brunai tersebut harus ikut hancur bersamaan dengan meletusnya Gunung Krakatau pada Tahun 1883, yang tersapu bersih oleh dahsyatnya gelombang tsunami.
Itulah sebabnya, pada Tanggal 27 Agustus 1820, dibentuk Pemerintahan Kota Agung. Pada saat itu roda pemerintahan dijalankan secara adat oleh tiga Marga, yaitu Marga Benawang, Marga Belunguh dan Marga Pematangsawa. Masing-masing marga dipimpin oleh seorang pesirah dan membawahi beberapa kampung. Pada waktu itu marga Benawang terdiri dari 12 kampung, Marga Belunguh 8 kampung, dan Marga Pematangsawa 7 kampung1952 di Kota Agung.
Oleh sebab itu, dulu tepatnya pada Tahun 1952, Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno tanpa diduga berkunjung ke Kota Agung.Kedatangannya saat itu, ternyata hanya untuk melihat keindahan di sekitar Kota Agung,yang memiliki Gunung Tanggamus dan Teluk Semaka.
Bahkan dari keterangan tokoh-tokoh masyarakat setempat, Soekarno sempat berkata ”Kota Agung adalah kota kecil, tetapi ia agung, dan suatu saat nanti akan menjadi kota besar yang banyak dikunjungi orang."
Kemudian pada Tahun 1964 sistem pemerintah Kawedanan dihapuskan dan diikuti juga dengan penghapusan terhadap sistem Pemerintah Negeri pada Tahun 1971, sehingga pada saat itu yang ada adalah Kecamatan Kota Agung sebagai bagian wilayah Kabupaten Lampung Selatan.Pada perkembangan selanjutnya, dalam rangka memperpendek rentang kendali sistem pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 1993, para tokoh masyarakat, tokoh adat dan cendekiawan tersebut melakukan rapat bersama dan sampai pada kesimpulan untuk membentuk kabupaten baru sebagai pemekaran Kabupaten Lampung Selatan dan hasilnya ternyata mendapat tanggapan yang positif.
Selanjutnya Tanggal 13 sampai dengan 16 Desember 1996, dilakukan pembahasan oleh Panitia kerja DPR RI yang dilanjutkan dengan pengesahan dari hasil Panja tersebut.Kemudian pada Tanggal 19 Desember 1996, DPR RI mengadakan sidang paripurna dan menyetujui RUU tersebut, sehingga pada Tanggal 2 Januari 1997 Dikeluarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Daerah Tingkat II Tanggamus.
Dengan dibentuknya kabupaten baru, perasaan lega dan kebahagiaan benar-benar menyelimuti masyarakat Tanggamus, ketika pada Tanggal 21 Maret 1997, diumumkan secara sah menjadi Kabupaten Tanggamus oleh Menteri Dalam Negeri.
Itulah sepenggal terbentuknya Kabupaten Tanggamus yang di rangkum Rilis.id Lampung yang bersumber dari buku dokumentasi sejarah kekhatuan semaka.
Meskipun demikian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan dari berbagai sangat di harapkan agar bisa menjadi bahan evaluasi untuk lebih baik kedepannya.
Khonif