Sumenep, Kompasone.com – Isu kesehatan jiwa kian mengemuka sebagai dimensi krusial dalam arsitektur kesejahteraan kolektif. Konteksnya melampaui sekadar ketiadaan anomali psikis; ia merupakan fondasi kapabilitas individu untuk beradaptasi, berelasi secara konstruktif, dan mengaktualisasi potensi diri secara paripurna. Mempertimbangkan signifikansi intrinsik ini, momentum Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober menjadi ajang refleksi dan pergerakan progresif.
Dalam bingkai peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2025 dengan tema substansial "Sehat Jiwa dalam Segala Situasi", Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Sumenep menginisiasi penyelenggaraan Jambore Kesehatan Jiwa. Acara yang mempertemukan sebelas Puskesmas terseleksi di halaman kantor DKP2KB pada Sabtu, 11 Oktober 2025, ini menjadi mimbar kompetisi dan diseminasi praktik terbaik di bidang promotif dan preventif kesehatan jiwa.
Di tengah arena kompetisi yang diwarnai semangat inovasi, Puskesmas Pamolokan tampil sebagai entitas yang menunjukkan performa superior, berhasil menyabet empat gelar prestisius sekaligus. Kemenangan catur tunggal ini adalah indikator nyata dari keunggulan programatis dan komitmen institusional mereka terhadap integritas layanan kesehatan jiwa masyarakat.
Pencapaian gemilang yang diraih Puskesmas Pamolokan meliputi:
1. Kepala Puskesmas Peduli Kesehatan Jiwa Terbaik Se-Kab. Sumenep: Sebuah testimoni atas kepemimpinan visioner yang mengarusutamakan kesehatan jiwa dalam kebijakan operasional Puskesmas.
2. Ruang Ekspresi Jiwa Terbaik: Pengakuan terhadap fasilitas yang disediakan sebagai wadah terapeutik yang aman dan kondusif untuk dialog serta pemulihan psikis
3. Konseling Inovatif Kesehatan Jiwa: Penghargaan atas metodologi konseling yang adaptif dan kreatif dalam menjangkau serta mengatasi spektrum masalah kesehatan mental.
Inovasi Kesehatan Jiwa Puskesmas: Apresiasi tertinggi bagi terobosan programatik yang efektif dalam memperluas cakupan dan kualitas intervensi kesehatan jiwa di komunitas.
Menanggapi capaian luar biasa ini, Kepala Puskesmas Pamolokan, drg. Novia Sri Wahyuni, M. Kes, menyampaikan bahwa raihan ini merupakan hasil sinergi kolegial dan kolaborasi lintas sektor yang terencana.
"Kami memiliki kesadaran kolektif yang mendalam bahwa prevalensi tantangan mental saat ini merentang melintasi semua segmen usia," ujar drg. Novia.
Kesadaran tersebut kemudian ditranslasikan menjadi serangkaian inovasi terfokus yang menargetkan audiens beragam, mulai dari pelajar hingga lansia. Tim Puskesmas Pamolokan tidak hanya menyelenggarakan layanan konseling jiwa di fasilitas kesehatan, tetapi juga melakukan intervensi proaktif di sekolah-sekolah, menunjukkan model layanan yang bersifat outreach dan preventif.
"Pencapaian ini menumbuhkan rasa bangga yang mendalam. Komitmen kami adalah untuk terus mengakselerasi dan meningkatkan kualitas inovasi ini sebagai upaya berkelanjutan dalam memperkuat kesehatan jiwa masyarakat, khususnya di wilayah kerja kami," pungkas drg. Novia Sri Wahyuni, M. Kes, menegaskan orientasi masa depan Puskesmas Pamolokan sebagai garda terdepan advokasi dan pelayanan kesehatan jiwa.
(R. M Hendra)
