Sumenep, Kompasone.com - Semangat kolektif dan inovasi cerdas warga Perumahan Bumi Sumekar Asri (BSA) di RT 02/RW 07 Desa Kolor memancarkan sinyal positif dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan urban melalui inisiasi "Kampung Cabe". Puncak keberhasilan inisiatif ini ditandai dengan panen raya kedua yang sukses diselenggarakan pada hari ini, sebuah momentum yang menegaskan signifikansi program penanaman cabai dengan memanfaatkan limbah botol minyak goreng sebagai media tanam. Minggu, 5 Oktober 2025.
Kegiatan panen raya kali ini mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari ranah legislatif, di mana H. Musahwi, Anggota Dewan Komisi III dari Fraksi Partai Amanah Nasional (PAN), berkenan meresmikan sekaligus memimpin proses panen. Kehadiran beliau bukan sekadar seremonial, melainkan manifestasi nyata dari kepedulian seorang legislator terhadap pembangunan basis ekonomi kerakyatan di daerah pemilihannya.
Sebelumnya, panen perdana yang fenomenal juga telah dilakukan oleh Wakil Bupati Sumenep, Bapak H. Imam Hasyim, menandakan pengakuan resmi pemerintah daerah terhadap model pertanian perkotaan yang inovatif ini.
H. Musahwi secara eksplisit menyatakan kebanggaannya atas hasil positif yang dirasakan langsung oleh ibu-ibu di lingkungan perumahan tersebut. Proogram penanaman cabai ini dinilai tidak hanya memberikan keuntungan secara ekonomis, tetapi juga menampilkan dimensi edukatif melalui pemanfaatan limbah botol bekas sebagai solusi media tanam yang efisien dan ramah lingkungan. Inisiatif kreatif ini didorong dan dimotori oleh seorang warga visioner,
Mas Eko, yang berhasil memotivasi tetangga-tetangganya hingga mampu melembagakan upaya bersama ini di bawah nama resmi "Kampung Cabe" beserta logonya. Keberhasilan panen raya kedua ini menjadi landasan strategis bagi warga untuk melakukan transformasi usaha. Hasil panen kini diolah menjadi produk-produk yang siap dipasarkan melalui kanal Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam pidatonya yang penuh arahan, H. Musahwi menyampaikan dukungan total, termasuk komitmen untuk memberikan bantuan berupa peralatan dapur dan produksi guna mendukung kegiatan home industry warga. Lebih jauh, beliau menegaskan bahwa kepedulian ini adalah wujud nyata upaya memupuk kesejahteraan di daerah pemilihannya, sekaligus menciptakan lapangan kerja berbasis industri rumahan.
Beliau juga menyerukan agar seluruh warga RT 02/07 senantiasa memelihara ketekunan dan kesungguhan dalam menjalankan usaha kolektif ini. Sebagai bentuk dukungan yang monumental, H. Musahwi bahkan menawarkan alokasi lahan seluas total 1.650 meter persegi (1.500 m² dan 150 m²) agar dapat dikelola dan dikembangkan oleh warga demi ekspansi usaha.
Dukungan terhadap keberlangsungan dan perluasan usaha warga BSA semakin kokoh dengan adanya komitmen dari sektor keuangan. Mas Eko, selaku Ketua Tim Penanaman Cabai Rawit, menyambut gembira kabar dukungan ini, terutama karena selain disokong penuh oleh H. Musahwi dengan perangkat produksi dan lahan, inisiatif ini juga mendapat uluran tangan dari perbankan. Kepala Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar,
Bapak H. Fajar, turut menyampaikan dukungan penuh dan kesiapan lembaga yang dipimpinnya dalam hal permodalan untuk memperluas jangkauan usaha mikro yang dikelola oleh warga BSA RT 02/07. Sinergi antara inisiatif warga, dukungan legislatif, dan fasilitasi perbankan ini menjadi model kolaborasi ideal dalam pengembangan ekonomi komunitas yang berdaya saing.
Keberhasilan "Kampung Cabe" BSA tidak hanya sebatas produksi komoditas, melainkan telah menjadi teladan dalam pembangunan berbasis komunitas, kreativitas berkelanjutan, dan upaya nyata dalam penguatan ekonomi lokal. Langkah ini secara elegan membuktikan bahwa keterbatasan ruang dapat diatasi dengan inovasi, sementara kesuksesan bersama adalah buah dari gotong royong yang terencana dan termotivasi.
(R. M Hendra)
