Kota Pasuruan, Kompasone.com – Sebanyak 2.300 anak dari satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Pasuruan antusias mengikuti Gebyar Manasik Haji Cilik yang digelar di Masjid KHAS Krampyangan, Selasa (3/6/2025). Kegiatan ini diikuti siswa dari SPS (Satuan PAUD Sejenis), Kelompok Bermain (KB), dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Acara tersebut menghadirkan replika Kabah, tempat sai, dan lokasi lempar jumrah. Tujuannya untuk mengenalkan rukun Islam kelima secara langsung kepada anak-anak melalui simulasi manasik haji yang menyenangkan dan edukatif.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wali Kota Pasuruan, H. Adi Wibowo, S.Tp, M.Si, atau yang akrab disapa Mas Adi. Ia hadir bersama Wakil Wali Kota, Ketua TP PKK, dan Wakil Ketua TP PKK Kota Pasuruan.
Mas Adi menyampaikan bahwa pelaksanaan manasik haji bagi anak PAUD merupakan momentum penting dalam menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini. Ia juga menilai fasilitas Masjid KHAS Krampyangan sangat mendukung kegiatan edukatif seperti ini.
"Harapannya, fasilitas ini bisa menjadi sarana pembelajaran spiritual yang nyaman dan mendalam untuk anak-anak. Ini juga sejalan dengan musim haji tahun ini, agar nilai-nilai keimanan tertanam sejak usia emas," ujar Mas Adi dalam sambutannya.
Menurutnya, pelaksanaan manasik haji cilik tahun ini berbeda dari sebelumnya. Tahun-tahun sebelumnya, kegiatan serupa digelar di Lapangan Yon Zipur. Namun, pada 2025 ini, Pemkot Pasuruan mengalihkannya ke kompleks Masjid KHAS yang dinilai lebih representatif.
"Alhamdulillah, sekarang kita punya fasilitas masjid KHAS di Krampyangan yang mampu menampung kegiatan skala besar seperti ini. Semoga jadi awal yang baik untuk pelaksanaan manasik di masa mendatang," pungkasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 67 lembaga PAUD se-Kota Pasuruan. Para peserta tampak antusias mengenakan pakaian ihram dan mengikuti setiap tahapan manasik sesuai tuntunan rukun Islam.
Guru dan orang tua yang mendampingi pun menyambut baik kegiatan tersebut. Mereka berharap anak-anak bisa mengingat pelajaran spiritual yang mereka alami hari ini hingga dewasa nanti.
Dengan pendekatan yang menyenangkan, simulasi manasik ini tidak hanya menjadi sarana bermain, tetapi juga media pembelajaran religius yang aplikatif bagi anak usia dini.
Muh