Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Tangis Mengiringi Kedatangan Jenazah di Bandara Nop Goliat Dekai Kabupaten Yahukimo

Minggu, Juni 29, 2025, 15:21 WIB Last Updated 2025-06-29T08:31:27Z

YAHUKIMO, kompasone.com — Suasana duka menyelimuti Bandara Udara Nop Goliat Dekai, Minggu (29 Juni 2025), saat jenazah almarhum Almarhum Enius Pahabol, SE.MM yang tiba dari Jayapura pukul 13.33 WIT. Di bawah terik matahari yang menyengat, keluarga besar dari Pronggoli telah lama menunggu di area bandara, duduk rapi sambil menyanyikan lagu-lagu penghiburan. Namun, tidak ada yang mampu menahan air mata kesedihan pun tumpah di atas tanah tempat mereka duduk menanti.


Beberapa menit setelah suara pemberitahuan pesawat terdengar, pesawat pun mendarat. Suasana yang semula hening berubah haru; isak tangis keluarga pecah menyambut kedatangan jenazah. Keringat membasahi pakaian para pelayat yang duduk bersimpuh di bawah panasnya matahari, namun itu tak sebanding dengan luka hati yang mereka rasakan.


Tepat pukul 13.45, pesawat berhenti di apron bandara. Petugas membuka pintu dan mulai menurunkan peti jenazah. Keluarga yang telah ditugaskan menyambut berdiri rapi dan menghormati dengan sopan, meski dalam hati mereka penuh luka dan duka yang mendalam. Mobil jenazah yang telah disiapkan perlahan merapat ke sisi pesawat. Peti jenazah pun diserahkan kepada keluarga yang menunggu dengan tangis dan tangan gemetar, lalu dibawa menuju rumah duka di Jalan Gunung, Dekai.


Pukul 14.00, iring-iringan mobil pembawa jenazah bergerak perlahan menyusuri jalan utama. Di sepanjang perjalanan, suasana terasa begitu sunyi namun pilu. Tangisan dan ratapan dari dalam kendaraan terus terdengar.


Tiba pukul 14.25 di rumah duka, suasana menjadi semakin tegang. Isak tangis pecah, suara sedih terdengar dari segala penjuru. Air mata mengalir deras dari setiap wajah yang hadir.


Sepuluh menit kemudian, pukul 14.35, keluarga memberi izin kepada utusan duka dari kota studi Makassar untuk menyerahkan jenazah secara resmi kepada keluarga besar.

Dalam suasana penuh haru, Walianggen — mewakili rekan dan pengawal duka dari Makassar berdiri di tengah keluarga almarhum. Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia memandang satu per satu wajah keluarga yang mengelilingi peti jenazah. Suaranya tertahan oleh tangis, namun ia berusaha menguatkan diri untuk menyampaikan kronologi kepergian almarhum.


"Almarhum sempat dirawat di rumah sakit dan hasil pemeriksaan menyatakan beliau mengalami gangguan paru-paru. Segala upaya telah kami lakukan, tetapi Tuhan berkehendak lain. Almarhum menghembuskan napas terakhir pada hari Jumat, dan pada hari Sabtu jenazah tiba di Sentani. Hari ini, Minggu, kami berhasil membawa pulang jenazah ke kampung halaman di Dekai," ungkapnya lirih.


Ia pun menambahkan, "Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga atas ketidakberhasilan menyelamatkan almarhum. Namun kami bersyukur atas komunikasi dan kerja sama yang baik, sehingga kami dapat menyerahkan jenazah kepada keluarga dengan selamat."


Pihak keluarga menerima dengan penuh haru dan menyampaikan rasa terima kasih kepada pengawal duka dari Makassar yang telah mendampingi dan mengantar almarhum kembali ke pangkuan keluarga.


"Kami sekeluarga besar juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Yahukimo, melalui Sekda, DPR, Camat, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pemulangan jenazah dari Makassar hingga ke Dekai. Bantuan dan dukungan ini sangat berarti bagi kami dalam melewati duka yang mendalam ini," ucap salah satu anggota keluarga.


Selanjutnya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka dan proses pengamanan serta penghormatan terakhir akan dilakukan oleh keluarga yang dikoordinasikan bersama pengawal duka yang telah dipercaya.


"Red"

Iklan

iklan