Sumenep, Kompasone.com - Semangat yang bergelora merujuk pada kabar tentang kehamilan selalu membawa kehangatan dan harapan. Namun, di balik senyum bahagia menanti sang buah hati, tersimpan pula potensi kerentanan yang tak jarang berujung pada duka mendalam.
Kabupaten Sumenep, dengan segala kekayaan budaya dan keramahannya, tak luput dari tantangan ini. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi catatan kelam yang terus diupayakan untuk diterangi.
Bak nahkoda yang mengarungi lautan kehidupan, Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M.Kes., dengan penuh dedikasi menyampaikan kabar penting. Pada tanggal 10 Mei 2025, sebuah oase pencerahan hadir melalui Kegiatan Advokasi Penguatan P4K di Kabupaten Sumenep. Pertemuan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah ikhtiar kolektif untuk merajut kembali benang harapan bagi para ibu dan bayi di ujung timur Madura ini.
Kehamilan, seperti yang diungkapkan dalam literatur kesehatan, adalah sebuah simfoni kehidupan yang dimulai sejak konsepsi hingga gerbang persalinan terbuka. Namun, nada sumbang bisa saja hadir dalam orkestra ini, menghadirkan kecemasan dan kekhawatiran, terutama jika komplikasi mengintai. Ibarat badai di tengah pelayaran, komplikasi kehamilan dapat mengancam nyawa ibu dan buah hati.
Namun, secercah harapan mulai tampak. Data tahun 2024 mencatat penurunan AKI di Sumenep menjadi 47,3 per 100.000 kelahiran hidup, sebuah angin segar setelah angka 69,8 pada tahun sebelumnya. Meskipun demikian, perjalanan masih panjang untuk mencapai target nasional yang jauh lebih rendah. Sementara itu, AKB di tahun yang sama berada di angka 1,4 per 1.000 kelahiran hidup, menunjukkan bahwa setiap nyawa bayi begitu berharga dan harus dilindungi sekuat tenaga.
Di sinilah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) hadir sebagai lentera di malam sunyi. Bukan sekadar program administratif, P4K adalah jaring pengaman yang dirajut dengan teliti untuk memantau, mencatat, dan menandai setiap ibu hamil. Bidan, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat bahu-membahu menjadi mata dan telinga yang sigap mengawasi perkembangan kehamilan.
Stiker P4K yang tertempel di rumah ibu hamil bukan hanya sekadar penanda. Ia adalah simbol kepedulian, sebuah pengingat visual bagi seluruh elemen masyarakat bahwa ada kehidupan yang tengah bersemi dan membutuhkan perhatian. Di dalamnya terukir nama, perkiraan tanggal persalinan, hingga informasi penting lainnya.
Dengan demikian, layaknya obor yang menyala, informasi ini menerangi jalan bagi masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik sesuai standar. Harapannya sederhana namun mendalam: setiap persalinan berjalan aman dan selamat, ibu dan bayi sehat walafiat.
Lebih dari sekadar program, P4K dan Desa Siaga adalah dua sisi mata uang yang harus terus berputar harmonis. Pemantauan kesehatan ibu hamil bukan hanya tugas petugas kesehatan, melainkan tanggung jawab bersama. Organisasi masyarakat, seperti pengurus Pokja Desa Siaga dan Tim Penggerak PKK, hingga setiap individu memiliki peran penting sebagai gardu terdepan penjaga kesehatan ibu dan bayi.
P4K membuka jendela deteksi dini, memungkinkan intervensi cepat jika ada potensi masalah. Ia juga berfungsi sebagai alarm pengingat dan alat kontrol yang efektif terhadap perkembangan kesehatan ibu hamil dan proses persalinan. Ibarat peta yang akurat, P4K memandu langkah-langkah penting, termasuk rujukan yang aman dan tepat waktu.
Oleh karena itu, kegiatan advokasi pada 30 April 2025 lalu di Hotel de Baghraf Sumenep adalah tonggak penting dalam upaya memperkuat kembali P4K. Pertemuan ini mempertemukan berbagai pihak, mulai dari Ketua TP PKK Kecamatan, Ketua IBI Cabang Sumenep, akademisi Universitas Wiraraja, hingga perwakilan organisasi wanita keagamaan seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, dan Natsyiatul Aisyiyah. Mereka adalah utusan-utusan harapan yang berkumpul untuk merumuskan langkah strategis.
Dengan Dihadirkannya narasumber dari TP PKK Kabupaten Sumenep dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, para peserta mendapatkan wejangan berharga untuk mengoptimalkan peran masing-masing. Puncak dari acara ini adalah Berita Acara Kesepakatan, sebuah janji kolektif dari berbagai lintas sektor untuk bahu-membahu memperkuat P4K dalam menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Sumenep.
Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan sesaat, melainkan benih kebijaksanaan yang ditanamkan dalam hati setiap peserta. Diharapkan, benih ini akan tumbuh subur, menghasilkan aksi nyata di lapangan. Metafora kebijaksanaan mengajarkan kita bahwa setiap langkah kecil, jika dilakukan bersama dengan niat tulus dan kerja keras, akan membawa perubahan besar.
Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep sedang merajut asa, benang demi benang, melalui program P4K. Ini adalah ikrar suci untuk melindungi setiap ibu yang mengandung dan setiap bayi yang dilahirkan. Semoga dengan sinergi dan semangat gotong royong, Sumenep mampu menerangi kegelapan angka kematian ibu dan bayi, menghadirkan senyum bahagia yang lebih lebar di setiap keluarga. Mari kita jadikan P4K sebagai pelita yang tak pernah padam, menerangi jalan menuju Sumenep yang lebih sehat dan sejahtera bagi ibu dan generasi penerusnya.
( R. M Hendra )