Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Antisipasi DBD dan Chikungunya, Babinsa Dampingi Fogging di Desa Pakukerto

Kamis, Mei 29, 2025, 18:16 WIB Last Updated 2025-05-29T11:17:30Z


Pasuruan, kompasone.com – Untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya, Babinsa Desa Pakukerto, Sertu Abdul Khalim, mendampingi kegiatan fogging atau pengasapan sarang nyamuk yang digelar tim Puskesmas Sukorejo, Kamis (29/5/2025).


Penyemprotan dilakukan di dua wilayah padat penduduk, yaitu Dusun Kemiri dan Dusun Gendol, yang berada di bawah naungan Desa Pakukerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Langkah ini diambil setelah muncul kekhawatiran warga menyusul perubahan cuaca yang memicu peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti.


Kepala Puskesmas Sukorejo melalui Bidan Desa, Sulis, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya promotif dan preventif untuk mengendalikan wabah yang biasa meningkat saat musim pancaroba. “Kami berupaya mengintervensi sejak dini sebelum terjadi lonjakan kasus,” ungkapnya di sela kegiatan.


Sertu Abdul Khalim menegaskan bahwa keterlibatannya sebagai Babinsa merupakan bentuk tanggung jawab dalam menjaga kesehatan masyarakat. “Kami tidak hanya fokus pada pertahanan wilayah, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial dan kesehatan seperti ini,” katanya.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Desa Pakukerto H. Surateman, Kepala Dusun Kemiri Anang, dan Kepala Dusun Gendol Turiono. Ketiganya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas sektor yang terbangun dalam pelaksanaan fogging.


Masyarakat setempat menyambut positif kegiatan tersebut. Mereka tampak antusias membantu petugas mempersiapkan lingkungan agar pengasapan berjalan lancar dan menjangkau seluruh titik rawan nyamuk. Warga juga menyediakan akses masuk ke rumah-rumah yang akan disemprot.


Dalam kesempatan itu, Sertu Khalim turut mengimbau warga agar terus menjaga kebersihan dengan menerapkan langkah 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. “Tanpa kesadaran kolektif, fogging tidak akan efektif jangka panjang,” ujarnya.


Sementara itu, pihak Puskesmas mengingatkan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada fogging, karena metode ini hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentiknya. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) akan terus digencarkan.


Kepala Desa H. Surateman menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata sinergi antara pemerintah desa, aparat TNI, dan lembaga kesehatan dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan aman dari ancaman penyakit menular.


Dengan kegiatan ini, diharapkan angka kasus DBD dan Chikungunya di wilayah Sukorejo dapat ditekan secara signifikan. Pemerintah desa juga berencana melanjutkan program serupa secara berkala dengan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat.


Muh

Iklan

iklan