Pasuruan, Kompasone.com – Hujan deras yang mengguyur Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Rabu sore (29/1/2025), menyebabkan pergeseran tanah yang mengharuskan 176 jiwa mengungsi ke tempat aman. Sebanyak 47 kepala keluarga (KK) terdampak dan harus dievakuasi ke lokasi pengungsian sementara.
Kapolres Pasuruan, AKBP Jazuli Dani Iriawan, S.I.K., M.Tr.Opsla, mengatakan bahwa pihaknya bersama TNI, BPBD Kabupaten Pasuruan, dan masyarakat bergerak cepat dalam penanganan bencana ini.
"Dengan kondisi cuaca saat ini, kita harus tanggap terhadap fenomena yang terjadi, baik banjir maupun yang kemarin terjadi pergeseran tanah di Purwodadi," ujar AKBP Dani, Jumat (31/1).
Ia menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor diperlukan agar warga terdampak segera mendapat pertolongan dan kerugian dapat diminimalisir.
Bencana ini bermula ketika hujan deras mengguyur sejak pukul 16.00 WIB, menyebabkan tanah mengalami pergeseran dan retakan di beberapa titik. Warga yang tinggal di area rawan segera dievakuasi untuk menghindari risiko lebih besar.
Polres Pasuruan Polda Jatim melalui Polsek Purwodadi merespons cepat dengan menerjunkan personel guna membantu evakuasi dan penanganan situasi di lapangan.
Tim gabungan dari Polri, TNI, BPBD, serta relawan bekerja sama menyalurkan bantuan dan memastikan kebutuhan para pengungsi terpenuhi. Evakuasi dilakukan ke SDN Cowek 2 yang dijadikan tempat pengungsian sementara.
Hingga saat ini, situasi di lokasi masih dalam pemantauan. Pihak berwenang terus melakukan asesmen untuk mengantisipasi potensi bencana susulan, mengingat curah hujan masih tinggi.
BPBD Kabupaten Pasuruan mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan longsor agar tetap waspada dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda pergerakan tanah.
Sementara itu, Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan telah menyiapkan bantuan logistik bagi warga terdampak, termasuk makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan pokok lainnya.
Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan jangka panjang, termasuk kajian geologi guna menentukan langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dan tidak mudah terpengaruh berita yang belum terverifikasi.
Muh