Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Nasib Supir Dump Truck di Ujung Tanduk, Kapolres Sumenep Amini Keinginan Sopir Dengan Bijaksana Demi Kemanusiaan

Selasa, Agustus 20, 2024, 06:43 WIB Last Updated 2024-08-19T23:43:43Z

 


Sumenep, Kompasone.com - Tensi ketegangan kembali meningkat di Kabupaten Sumenep menyusul aksi demonstrasi yang digelar oleh puluhan sopir truk yang bekerja di sektor tambang galian C. Mereka menuntut agar pihak kepolisian membuka kembali aktivitas penambangan yang sebelumnya telah ditutup.. (20/8/2024)


Para demonstran yang berasal dari berbagai penjuru yang ada di Kabupaten Sumenep berkumpul di depan Mapolres Sumenep, membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka. Mereka berargumen bahwa penutupan tambang galian C telah mengancam mata pencaharian mereka dan berdampak buruk pada perekonomian masyarakat sekitar.


"Kami mohon kepada Yth. Bapak Kapolres untuk membuka kembali tambang galian C. Ini satu-satunya sumber penghasilan kami. Jika tambang ditutup, kami dan keluarga kami akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Marsuto, salah seorang sopir truk yang ikut dalam aksi.


Selain itu, para demonstran juga menyoroti dampak penutupan tambang terhadap pembangunan di Kabupaten Sumenep. Mereka berpendapat bahwa sulitnya mendapatkan material urug dan timbunan akibat penutupan tambang akan menghambat berbagai proyek pembangunan di daerah tersebut.


"Material dari tambang galian C sangat dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur di Sumenep. Penutupan tambang ini akan memperlambat proses pembangunan dan merugikan masyarakat luas," ucap orang yang mirip H. Asis salah satu pemilik tambang yang menyamar sebagai demonstran


Dari sebuah pergulatan demonstran tersebut antara hukum dan kebutuhan hidup, sopir truk dan kernet pengangkut urug hasil tambang galian C yang menuntut pembukaan kembali aktivitas penambangan akhirnya membuahkan hasil manis.


Dengan sigap, Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri, merespon tuntutan para demonstran. Beliau membuka ruang dialog yang inklusif melalui sebuah audiensi terbuka. Dalam forum tersebut, Kamarullah, sebagai perwakilan para sopir, dengan lantang menyampaikan segala keluh kesah dan kesulitan yang dihadapi akibat penutupan tambang.


Mendengarkan aspirasi para sopir dan kernit dengan seksama, Kapolres Sumenep yang dikenal santun dan rendah hati tersebut, AKBP Henri Noveri kemudian mengambil keputusan yang tak terduga.


Dengan bijaksana Kapolres Sumenep mempertimbangkan aspek kemaslahatan umum dan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh penutupan tambang, beliau memutuskan untuk membuka kembali penambangan untuk sebuah peradaban dan kelangsungan hidup masyarakat kecil.


Keputusan  Bapak Kapolres disambut gembira oleh seluruh sopir yang hadir. Mereka memberikan apresiasi yang tinggi, setinggi tingginya kepada Kapolres Sumenep AKBP Henri Noveri yang dianggap telah menjadi sosok pahlawan yang membela hak-hak mereka.


Tak heran jika kemudian beliau mendapatkan julukan "Malaikat berseragam Polri" yang berarti malaikat menjelma sebagai Kapolres, sebagai bentuk penghormatan atas kepemimpinannya yang bijaksana dan penuh empati.


Di tempat terpisah, Bustanul Affa sebagai ketua paguyuban Urukan Bersiul, saat dikonfirmasi mengungkapkan, demonstrasi yang dilakukan oleh para sopir tambang galian C di Sumenep menyoroti kompleksitas masalah yang terkait dengan aktivitas penambangan.


“Di satu sisi, penambangan memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah dan menyediakan lapangan kerja. Di sisi lain, aktivitas penambangan juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat," ujarnya



Pemerintah daerah perlu mencari solusi yang bijaksana untuk mengatasi masalah ini, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan. 


Diharapkan, melalui dialog dan kerjasama yang baik, dapat ditemukan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.


(R. M Hendra)

Iklan

iklan
iklan