Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Ricuh! Aparat TNI Tembak Mati 3 Orang Warga Sipil, Kendaraan Milik TNI/POLRI Dibakar

Kamis, Juli 18, 2024, 17:17 WIB Last Updated 2024-07-18T10:34:34Z


Nabire, kompasone.com — Keluarga Korban Tewas di Puncak Jaya menuntut Pertanggungjawaban Kejelasan dan keadilan atas Kasus Penembakan di depan SD YPPG Kp Pepera distrik Mulia. Pada hari Rabu, 17 Juli 2024 20:49 WIT.


Keluarga ketiga orang korban penembakan yang dilaporkan tewas pada Selasa malam 16 Juli 2024 karena diduga sebagai simpatisan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM), menuntut kejelasan apa dan mana barang buktinya ? apa alasan Satgas Raider Yonif 753, Satgas Elang (Bin) Satgas Kopassus TNI-AD (Maleo) menembak mati karena ketiganya karena ke tiga korban bukan anggota / Simpatisan KKB/OPM /TPNPB.


Dalam pertemuan yang digelar di depan RSUD Mulia antara keluarga korban, perwakilan pemerintah, serta aparat keamanan dari TNI/Polri, Rabu (17/7/2024), perwakilan keluarga korban dan sejumlah masyarakat mengatakan mereka ingin agar Satgas Yonif Raider 753, Elang (BIN) dan Kopassus TNI - AD bertanggung jawah atas tindakan penegahkan hukum yang salah, keluarga korban mengakui tindakan pelaku Penembak mati 3 orang Warga sipil sangat melukai masyarakat puncak jaya.


“Kemudian untuk keluarga saya semua, terus terang saya sama sekali tidak tahu harus melakukan apa, karena ini betul-betul menyedihkan dan melukai hati kami keluarga korban dan masyarakat Puncak Jaya . Tiga orang ini masyarakat bukan anggota KKB / OPM, 1 orang di antara 3 orang korban merupakan seorang kepala kampung," terangnya.


Maikel menjelaskan, Bahwa harus ada keadilan sehingga kami dari keluarga korban dan masyarakat puncak Jaya menunut Pelaku harus bertanggung jawab Secara hukum adat yakni membayar denda adat perkepala korban 3 milyard dan Proses hukum sesuai dengan UU yang berlaku harus diterapkan terhadap pelaku.


Kami juga meminta kasus ini dilakukan lidik dengan benar, kronologisnya  juga harus disampaikan jelas kepada kami,” ungkap Maikel Wonarengga yang merupakan salah satu tokoh pemuda mewakili keluarga korban.


Namun tanggapan dari Danyon 753 dan Dandim 1714 tidak sesuai dengan harapan keluarga pihak korban dan masyarakat yang menuntut keadilan, sehingga keluarga korban dan masyarakat melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah kendaraan milik TNI/ Polri dan Pemerintah Daerah, Masyarakat yang marah juga menyerang sejumalah TNI/Polri yang ada di RSUD dan warga pendatang yang ada di sekitar tempat keributan hingga mengakibatkan sejumlah orang terluka hingga kini korban dan kerusakan kendaraan mobil / motor belum bisa di pastikan berapa yang di bakar karena situasi kota mulia masih panas.



>Tim

Iklan

iklan