Ciamis, Kompasone.com - Keberadaan jembatan gantung di dusun Desa,Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Jawa Barat mengingatkan kita pada kejadian 2 tahun silam dimana puluhan santri mengalami kecelakaan tercebur ke sungai Cileueur saat melakukan swafoto diatas jembatan dikarenakan jembatan tersebut yang baru selesai dibangun dan belum diresmikan putus karena tidak mampu menahan beban.Peristiwa tersebut terjadi pada Jum'at 25/3/2022.Sehingga menimbulkan pertanyaan besar bagaimana kualitas jembatan yang pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 319.036.000 ( tigaratus sembilanbelas juta tigapuluh enam ribu rupiah) yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2021 dan dikerjakan secara swakelola oleh PPK danmasyarakat.Kenapa tidak dikerjakan oleh ahlinya?
Yang lebih
mengherankan lagi bahwa tahun ini Pemerintah Desa Sukamaju mengucurkan dana dari alokasi Dana Desa tahap 1 sebesar Rp 19.496.000 (sembilan belas juta empat ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) dengan judul kegiatan Rehab Jembatan Gantung Dusun Desa RT 001 RW 002 sepanjang 33m × 1.2m yang dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat.
Saat wartawan kompasone hendak mengkonfirmasi hal ini sangat sulit untuk menemui baik kepala Desa,Sekdes maupun kaur Ekbang.Beberapa kali datang ke kantor Desa tidak ada yang dapat ditemui,sempat bertemu dengan kepala Desa Dede Rahman,tetapi langsung terburu buru pergi dengan alasan ada kegiatan yang harus dihadiri di desa Petir hilir dan berjanji bisa ketemu lagi setelah dzuhur,ketika wartawan datang lagi jam 13.00 yang bersangkutan tidak ada,jam 15.00 juga tidak ada,menurut stafnya yang bersangkutan tidak datang lagi ke kantor,begitu juga hari hari berikutnya,bahkan Deni selaku Sekdes tidak mengangkat HP nya saat hendak dikonfirmasi lewat telefon cellulernya.Akhirnya wartawan kompas one berhasil melakukan konfirmasi kepada Aceng kasi Ekbang melalui Ponselnya.
Keterangan dari kasi ekbang sukamaju," Benar bahwa telah dilaksanakan rehab jembatan,yaitu mengganti alas pijakan yang tadinya pakai kayu diganti pakai besi plat,terus mengganti gantungan gantungan yang hilang,pengecatan keseluruhan,dan pembenahan pembenahan berupa penebangan pohon bambu yang menjurai ke jembatan."
Sementara berdasarkan penelusuran wartawan di lokasi tidak ditemukan bekas pengecatan baru,alas pijakan bukan berbahan besi plat karena cenderung tipis diinjakpun berbunyi,bahkan tembokan yang retak selebar 5cm memanjang itupun tidak diperbaiki.
DS warga yang tinggal terdekat beberapa ratus meter dari jembatan mengatakan," jembatan itu baru dibangun,dan beberapa waktu lalu keliatan di perbaiki diganti bawahnya tadinya pakai kayu sekarang pakai seperti seng gitu,cuma itu aja sih,"terangnya.
Saat ditanya apakah jembatan tersebut sering digunakan masyarakat?" Jarang sih,paling kalau musim ke sawah itupun bisa keitung ya yang mengolah sawah di sebrang aja,tempatnya juga kan jauh dari perkampungan,"imbuhnya.Dan selama wartawan kompas one berada dilokasi kurang lebih 1,5 jam tak menemukan seorang wargapun melintas di jembatan tersebut.
Bagaimana bentuk pengawasan dari pihak terkait mengenai penggunaan anggaran Dana Desa apakah sudah sesuai antara laporan dan pelaksanaan dilapangan?Rakyat menunggu jawaban.
(AL)