Sumenep, Kompasone.com — Desa Tlanakan, yang biasanya hening di sore hari, mendadak gempar pada Rabu, 17 Juli 2024. Peristiwa berdarah mengguncang kampung itu saat dua tetangga, yang juga masih bersaudara sepupu, terlibat duel sengit hingga salah satunya meregang nyawa. Korban, Rahem, seorang pria beristri, ditemukan tewas bersimbah darah di depan rumahnya.
Pelaku, Alim, diketahui datang ke rumah Rahem pada sore itu. Entah apa yang menjadi pemicu, keduanya terlibat cekcok yang cepat memanas. Pertengkaran yang awalnya hanya berupa adu mulut, kemudian berescalasi menjadi aksi saling serang. Rahem, yang merasa terancam, masuk ke dalam rumahnya dan mengambil pisau. Melihat tindakan Rahem, Alim tak tinggal diam. Ia pun bergegas kembali ke rumahnya dan membawa celurit.
Pertemuan kembali kedua pria itu di depan rumah Rahem menjadi awal dari tragedi berdarah. Dengan senjata tajam masing-masing, keduanya terlibat duel yang sengit. Sayangnya, duel tersebut berakhir tragis. Rahem, yang mengalami luka parah akibat sabetan celurit, tak dapat berbuat banyak dan akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Kapolsek Tlanakan, AKP J Tirto Atmojo, yang langsung turun ke lokasi kejadian, mengungkapkan bahwa motif sementara dari peristiwa ini adalah masalah asmara.
"Dugaan sementara terkait kasus asmara, pertengkaran itu berlanjut hingga korban masuk ke rumahnya mengambil pisau," ujar AKP Tirto.
Namun, motif sebenarnya dari peristiwa ini masih terus didalami oleh pihak kepolisian. Beberapa saksi mata telah dimintai keterangan untuk mengungkap kronologi kejadian yang lebih lengkap.
Peristiwa tragis ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Rahem dan masyarakat Desa Tlanakan. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kerukunan dan menghindari konflik yang berujung pada kekerasan.
Peristiwa ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Konflik yang tidak terkendali dapat berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan damai.
(R. M Hendra)