Sumenep, Kompasone.com - Perseteruan antara LSM dan Media tadi siang sangat heboh seakan telinga mau pecah akibat pertengkaran lewat àplikasi Whattshap sehingga menyebabkan perpecahan pertemanan sampai pemblokiran.(4/7/2024)
SP: Inisial LSM yang kurang paham tugas jurnalis.
YD: Wartawan yang memberitakan fakta tentang pengangkatan anak Kades Lenteng Timur.
LSM Sidik, yang diawali oleh inisial SP, merasa tidak terima dengan pemberitaan wartawan yang berinisial YD tentang pengangkatan anak Kades Lenteng Timur sebagai perangkat desa.
Dalam pemberitaan tersebut, YD menuliskan fakta bahwa anak Kades diangkat oleh ayahnya sendiri. SP menelpon YD dan menyalahkannya atas pemberitaan tersebut.
SP tidak memahami isi pemberitaan YD dan tidak mengerti tentang nepotisme. YD menduga bahwa SP kurang belajar dan kurang pintar sehingga tidak bisa memahami tulisan jurnalis tentang nepotisme yang disisipkan dalam judul
"Kepala Desa Lenteng Timur Mempekerjakan Anak Kandungnya. Menuai Kontroversi".
Permasalahan mereka berdua, apakah SP tidak memahami tugas jurnalis dan fungsi berita? Sehingga menyalahkan YD.
Apakah SP tidak memahami fakta dan kebenaran dalam pemberitaan YD. Sehingga karya tulis YD disalahkan oleh SP
Apakah SP Tidak membaca secara detail berita yang disajikan YD sehingga SP tidak memahami konsep nepotisme.
Apakah SP kurang belajar dan kurang pintar sehingga tidak bisa memahami bahasa dan isi pemberitaan yang ditulis YD ??
Pertanyaannya, Mengapa SP tidak terima dengan pemberitaan YD?
Apa yang SP tidak pahami dari isi pemberitaan YD?
Apa yang SP tidak pahami tentang nepotisme?
Apa yang bisa dilakukan untuk membantu SP memahami tugas jurnalis dan fungsi berita?
Dalam persoalan yang sederhana ini menunjukkan pentingnya edukasi tentang jurnalisme dan nepotisme kepada masyarakat.
Masyarakat perlu memahami bahwa jurnalis memiliki tugas untuk menyampaikan fakta dan kebenaran kepada publik.
Sedangkan Nepotisme adalah praktik yang tidak etis dan perlu dihindari.
“Sedangkan SP dengan keras menyampaikan kepada YD bahwa anak kandung Kades Lenteng timur. “Kartu Keluarganya (KK) anak kades yang jadi perangkat desa sudah pisah dengan KK bapaknya yang merupakan kepala Desa Lenteng timur.”
Nah Sedangkan YD menjelaskan Kepada SP jika persoalan yang SP katakan tidak ada urusannya dengan Persoalan KK yang sudah di pisah antara anak ban Bapak. Urusanna bakna koduh pahami gellu tang berita. Baru Komplain.
SP : “Bakna tao jhe’la KK anakna kalebun na rua la pesa deri kalebun berarti tadak masalah.”
YD : “jeria mak ekareta ka ngkok, bakna pahami gellu Nepotisme apa makle bakna paham”
Ini hanya berdasarkan informasi yang tersedia. Ada kemungkinan bahwa ada informasi lain yang belum diketahui yang dapat mengubah pemahaman tentang situasi ini. Penting untuk selalu menghormati semua pihak yang terlibat dalam situasi ini.
(R.M Hendra)