Pekerjaan yang ditargetkan tuntas dalam 210 hari kalender inu dikerjakan oleh PT Swakarsa Tunggal Mandiri, namun kini pekerjaannya sudah mendapat sorotan dari berbagai pihak pemerhati publik.
S Hutabarat, M Simanungkalit dan Eduart antara lain pemerhati publik di daerah itu kepada Kompasone.com Senin (10/6) sore menduga pekerjaan itu minim pengawasan dari pihak Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan(BPPP) Sumatera II Provinsi Sumatera Utara selaku instansi penyedia proyek.
"Proyek rusun Akper Taput yang menelan anggaran Rp 18 miliyar lebih ini sepatutnya diawasi lebih intens, agar hasil pekerjaan memenuhi mutu yang diharapkan," ujar Hutabarat diamini rekannya Manungkalit.
Minimnya pengawasan ini lanjut dia, pihaknya menemukan dugaan kwalitas pekerjaan pada item pembesian bangunan patut dipertanyakan.
Sebab menurutnya, ada sambungan besi untuk tiang kolom di lantai dua terputus dan disambung tidak terikat ke sisa pembesian lainnya.
"Kemarin kita cek langsung kelokasi. Kita temukan persambungan besi tidak terikat ke sisa pembesian lama yang setinggi 1m lebih . Akan tetapi disambungkan diatas ujung besi,kemudian hanya diikat dengan ring balok," ujarnya seraya menunjukkan Poto pembesian dimaksud.
Padahal menurutnya pembesian yang di lantai dua sepatutnya harus diikat dari atas lantai sisa pembesian lama yang satu meter lebih itu. Atau minimal terikat setinggi 50 centimeter.
"Bukan ditempelkan diujung sisa pembesian,"ujarnya.
Hampir senada juga disampaikan Eduard. Menurut penggiat kantor sosial ini. Pekerjaan itu harus diusut, mumpung proses pekerjaannya sedang berlangsung sehingga tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari.
Mumpung masih sedang dikerjakan, kita berharap proyek ini terhindar dari penyelewengan. Dengan dana sebesar Rp 18 Miliyar itu diharapkan pihak rekanan menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu dan sesuai spesifikasi pekerjaan, sehingga terhindar dari pelanggaran hukum," ujarnya
Dia juga meminta masyarakat sekitar termasuk wartawan agar berperan aktif mamantau perkembangan pekerjaan tersebut.
“Selain sosial control, wartawan termasuk masyarkat bisa ikut mengawasi proyek tersebut,”tandasnya.
Sayangnya pihak pihak Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan(BPPP) Sumatera II Provinsi Sumatera Utara selaku instansi penyedia proyek belum memberi keterangan resmi terkait hal ini.
Namun demikian pihaknya diharapkan respon terhadap sorotan dalam proyek tersebut, sehingga tidak menimbulkan pemikiran negatif dimasyarakat
Sementara sebelumnya, seorang pekerja dari pihak PT Swakarsa Tunggal Mandiri mengakui posisi sambungan l pembesian tersebut sengaja dibuat hanya untuk pencocokan ketinggian pembesian. Dan selanjutnya akan diturunkan.
"Kita mengepaskan dulu tingginya kemarin Pak, jadi ini akan kita turunkan 40 centimeter lagi," ujar pekerja itu yang mengaku bermarga Sitorus .
Pantauan dilokasi baru baru ini, pembesian pada tiang kolom tersebut sudah di cor semen.
(Bernat L Gaol)