Lombok Timur, Kompasone.com - Menyambut bulan suci ramadhan 1445 H/ 2024 M, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Selong gelar acara coffee morning bersama media bertempat di aula lapas, Jumat (8/3/2024).
Diacara bertemakan "Mengenal Lebih Dekat Lapas Selong" kepala lapas kelas IIB Selong, Ahmad Sihabuddin didampingi humas lapas Saefandi dan puluhan media kumpul sambil memberikan informasi lebih dalam mengenai kondisi lapas kelas IIB Selong.
Media berfungsi mempublikasikan dan mengontrol sejauh mana kondisi riil di dalam lapas agar tidak ada masyarakat yang bertanya. Melalui pemberitaan media, negara dan publik bisa tahu kondisi yang ada.
"Lapas kelas IIB selong ini miniatur lapas yang ada di NTB," ucap Sihabuddin.
Disampaikan juga rata-rata warga yang ada di lapas ini orang yang bermasalah. Karena itu, ia berharap tugas pembinaan ini bisa dilakukan dengan optimal dan syukur-syukur bisa merubah karakter yang tidak terpuji menjadi terpuji sehingga bisa diterima kembali ditengah masyarakat.
"Kami memiliki 32 orang petugas penjagaan dengan 7 orang petugas perhari untuk mengawasi 400 orang warga binaan," ungkap Sihabuddin.
Dalam membina masyarakat yang rata-rata bermasalah dengan karakter yang keras memang mempunyai tantangan tersendiri dan harus diberikan perlakuan khusus, karena semua harus dilakukan secara humanis.
"Karena disamping warga binaan ini menjalankan hukuman yang dijatuhkan negara, juga diberikan pembinaan," terangnya.
Terkait karena sebentar lagi akan memasuki bulan suci ramadhan, lapas kelas IIB Selong juga tetap memberikan pelayanan baik kunjungan keluarga dan tentu dalam memberikan makanan akan mengikuti waktu berbuka puasa.
"Tentu menu berbukanya akan beda dengan dirumah seperti ada kolak, namun bila keluarga ingin mengantarkan itu kita izinkan namun tetap melalui SOP pemeriksaan," terang Sihabuddin.
"Selama ramadhan semua warga binaan yang muslim akan menjalankan ibadah puasa, sholat tarawih. Jadi untuk makannya buka puasa dan makan sahur," sambung Sihabuddin
Untuk mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan telekomunikasi, sekarang semua petugas lapas HP yang dipunya sudah punya barcode khusus sehingga bisa terpantau oleh semua pihak terkait seperti BNN dan aparat kepolisian.
"Jika ada hal yang tidak diinginkan seperti adanya komunikasi peredaran narkoba cepat terpantau dan siapa pelakunya," jelas Sihabuddin.
"Karena dari 400 orang itu ada 40 persen itu kasus narkoba. Karenanya kami lakukan pembatasan juga dalam melakukan komunikasi,"pungkas Sihabuddin.
( Maruhun )