Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Balimau kasai tradisi menyambut bulan suci ramadhan

Kamis, Maret 07, 2024, 20:23 WIB Last Updated 2024-03-07T13:23:23Z


Kota Payakumbuh, Kompasone.com - Indonesia merupakan negara majemuk yang kaya akan Budaya, Tradisi, dan berbagai seni. Kekayaan,  ini tentu tidak lepas dari nilai - nilai yang di tinggalkan oleh nenek moyang kita, Kamis(/7/3/2024).


Hal ini selain menjadi kebanggaan tersendiri oleh negara kita, dengan tradisi dan kebudayaan juga membuat daerah kita menjadi lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas hingga dunia internasional, Salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat zaman sekarang yaitu Balimau Kasai yang masih dilestarikan oleh masyarakat hingga sekarang ini.


"Kasai" artinya wangi-wangian yang dipakai saat keramas. Balimau Kasai banyak dilakukan masyarakat SUMBAR maupun RIAU. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan Ramadhan, sekaligus simbol penyucian dan pembersihan.



Balimau Kasai merupakan sebuah Upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat kota Payakumbuh maupun kab 50 kota, Provinsi Sumatra barat. untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan sehari menjelang masuknya bulan Ramadhan yang dimaknai sebagai luapan gembira dan simbol penyucian diri untuk menyambut bulan suci.


Tradisi ini juga berkembang di berbagai daerah lain namun dengan berbagai versi, masyarakat Sumbar memiliki ciri khas tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadhan.


Balimau Kasai sendiri berasal dari kata Balimau dan Kasai. Balimau yaitu mandi dengan air yang dicampur jeruk (limau). Kasai diartikan sebagai wangi-wangian.


Tidak hanya itu, Semarak Balimau Kasai menjelang ramadhan, juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti  berwisata ke berbagai daerah. Namun  balimau Kasai sangat mempunyai arti makna bagi masyarakat, khususnya Masyarakat disekitar kota Payakumbuh.


Sesuai dengan namanya, dalam acara balimau Kasai juga mempunyai alat atau bahan untuk mengikuti acara tradisi ini, salah satunya Limau Kasai yang digunakan sebagai shampo untuk berkeramas sebagai simbol penyucian diri.


Adapun bahan dalam acara mandi Balimau adalah limau purut/nipis, lengkuas, pandan, ataupun serai yang kemudian semua itu direbus hingga kulit jeruk bisa hancur saat diremas, adapun untuk Kasainya terbagi kedalam 2 jenis yaitu kasai kering yang berwarna kuning dan kasai basah berwarna putih.


Tidak hanya sekarang, Dahulupun Masyarakat Kota Payakumbuh dan Kab 50 kota sangat antusias untuk mengikuti ba Kasai ini. berbagai kalangan usia tua maupun muda.


Acara Balimau Kasai juga memiliki Pro dan Kontra dalam pelaksanaannya, karena di sebagian kalangan menganggap bahwa Balimau Kasai tidak relevan atau tidak cocok sebagai momen menyambut bulan ramadhan.


Sebagai umat muslim yang seharusnya menyambut bulan suci dengan kebaikan bukan dengan hal yang lebih mengarah kepada hal- hal yang kontras dengan ajaran islam.


Walaupun demikian, tradisi ini tidak bisa begitu saja dilihat dari satu perspektif, karena didalam acara tersebut juga mengandung sisi positif yang patut untuk dilestarikan bagi warga, khususnya masyarakat SUMBAR tersendiri, tentunya diiringi dengan niat yang baik tanpa mencampurinya dengan niat untuk berbuat maksiat kepada tuhan.


Adapun sisi positifnya, bakasai ini  juga mendapatkan Apresiasi serta dukungan dari tokoh masyarakat selain sebagai ajang melestarikan wisata di Sumatera Barat, juga sebagai momen bagi para usaha UMKM lokal untuk mengembangkan usahanya.masyarakat  juga berharap Tradisi Balimau ini menjadi salah satu Balimau destinasi wisata alternatif bagi masyarakat kota Payakumbuh dan kab 50 kota, maupun pengunjung dari luar Sumatra barat.


 ( Indraadrismel)

Iklan

iklan