Banda Aceh, Kompasone.com- Komunitas Sound System Aceh dengan tegas mengecam keras tindakan arogan oknum udtad/tgk rk yang dalam sebuah ceramah telah menendang mikrofon. tindakan tersebut bukan hanya perbuatan tidak pantas, tetapi juga merupakan tindakan penghinaan dan pelecehan terhadap komunitas sound system yang selama ini berperan besar dalam mendukung dakwah, kegiatan keagamaan, serta aktivitas sosial masyarakat di Aceh.
Dalam pernyataan sikapnya Ketua komunitas Sound System, Zakiyun menegaskan bahwa sikap arogan seorang tokoh agama di depan publik tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun.
Mikrofon, menurut mereka, bukan sekadar perangkat teknis, melainkan sarana vital yang menjembatani suara dakwah agar dapat didengar jamaah secara luas, Karena itu tindakan menendang mikrofon dipandang sebagai pelecehan yang melukai hati seluruh teknisi dan pelaku usaha di bidang sound system.
Kami menyatakan:
1. Tindakan penendangan mikrofon itu adalah bentuk arogansi, tidak berakhlak, dan tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama.
2. Perbuatan tersebut telah melukai hati dan martabat seluruh pelaku usaha, teknisi, serta komunitas sound system Aceh.
3. Kami menuntut agar ustaz yang bersangkutan segera meminta maaf secara terbuka kepada seluruh komunitas sound system Aceh tanpa syarat.
4. Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka kami tidak segan untuk menempuh langkah-langkah lebih lanjut demi menegakkan harga diri komunitas sound system Aceh.
5. Kami mengingatkan siapapun, termasuk tokoh agama, agar tidak lagi meremehkan atau memperlakukan sound system seolah-olah tidak bernilai, karena tanpa sound system, suara dakwah tidak akan sampai kepada jamaah.
“Kami tidak akan tinggal diam terhadap setiap bentuk penghinaan. Pernyataan sikap ini menjadi bukti bahwa komunitas sound system Aceh siap menjaga marwah dan harga diri profesi kami,” tegas Zakiyun.
Komunitas juga menekankan bahwa selama ini mereka selalu berdiri di garis terdepan mendukung kegiatan dakwah, ceramah agama, pengajian, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan di Aceh. Keberadaan mereka menjadi bagian penting dari kelancaran acara, namun sering kali peran itu dianggap remeh. Karena itu, mereka meminta semua pihak untuk lebih menghargai kerja keras para teknisi yang bekerja di balik layar.
Pernyataan sikap tersebut mendapat perhatian luas di kalangan masyarakat banyak, menilai insiden yang melibatkan oknum ustaz/tgk RK seharusnya menjadi pelajaran berharga agar hubungan antara ulama dan para pekerja teknis dapat terjalin lebih baik di masa mendatang.
Komunitas Sound System Aceh berharap peristiwa ini tidak terulang lagi, sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan penghormatan terhadap semua profesi yang berperan dalam mendukung syiar Islam di aceh.
"Demikian pernyataan sikap ini kami buat sebagai bentuk penegasan bahwa komunitas sound system Aceh tidak akan tinggal diam terhadap setiap bentuk penghinaan," tutur Zakiyun.
Sementara itu, sampai berita ini diunggah pihak media ini belum berhasil dimintai tanggapan mengenai video yang firal oknum ustad/tgk RK menendang microfon, Bahkan hingga saat ini awak media masih terus berusaha untuk mengkonfirmasi kepada oknum ustad/Tgk Rk.
Is - Aceh