Sumenep, Kompasone.com – Suhrawi, bak pelita yang menerangi kegelapan desa Pajanangger. Namanya, seperti embun pagi yang menyejukkan, menyatu dengan setiap hembus nafas warganya. Dari seorang pejuang sosial yang tak kenal lelah, ia menjelma menjadi nahkoda yang membawa perahu desa Pajanangger menuju pelabuhan kemakmuran.
Pajanangger, sebelum sentuhan magis Suhrawi, hanyalah sebuah lukisan suram. Jalanan yang berlubang bagai mulut raksasa, menelan impian anak-anak untuk menggapai cita-cita. Hasil bumi yang melimpah, terbuang percuma karena terisolasi oleh alam yang keras. Namun, di tengah keterpurukan itu, benih harapan mulai tumbuh subur.
Suhrawi, dengan jiwa besarnya, tak ragu mendedikasikan seluruh hidupnya untuk desa yang dicintainya. Ia bagai seorang petani yang telaten mengolah lahan tandus, mengubahnya menjadi ladang yang subur. Dengan tangan kosong dan semangat yang membara, ia memulai transformasi besar-besaran.
Jalanan yang rusak, perlahan tapi pasti, dibenahi. Setiap goresan cangkul dan setiap tetes keringat yang mengalir, adalah bukti nyata akan ketulusan hatinya. Ia tak pernah lelah berjuang, bahkan rela menggadaikan harta pribadinya demi mewujudkan impian masyarakat
Dalam pusaran waktu yang terus bergulir, kisah inspiratif seorang pemimpin desa di Pulau Kangean, Sumenep, terus memikat perhatian. Surahwi, Kepala Desa Pajanangger, telah menorehkan jejak emas pengabdiannya selama dua dekade terakhir, mengubah wajah desa yang tadinya tertinggal menjadi sebuah komunitas yang mandiri dan berdaya saing.
Perjalanan panjang Suhrawi bermula dari kiprahnya sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada awal milenium. Jiwa sosial yang tinggi dan komitmennya pada pembangunan daerah membuatnya dikenal luas di kalangan birokrat Jawa Timur. Dukungan penuh masyarakat Pajanangger kemudian mengantarkannya menjadi pemimpin desa pada tahun 2014.
Pajanangger, sebelum dipimpin Suhrawi, adalah gambaran nyata sebuah desa terpencil. Infrastruktur yang buruk, aksesibilitas yang terbatas, dan perekonomian yang lemah menjadi tantangan utama. Namun, dengan semangat juang yang tak kenal lelah, Surahwi berhasil mengatasi satu per satu permasalahan tersebut.
Jalan desa yang rusak parah dan sering tergenang air kini telah berubah menjadi jalan mulus yang menghubungkan antar dusun. Perubahan ini tidak hanya memudahkan akses masyarakat, tetapi juga meningkatkan nilai jual hasil pertanian mereka. Dadang, salah seorang warga, mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas perubahan yang terjadi. "Pak Suhrawi benar-benar tulus mengabdi untuk desa kami. Beliau bahkan rela menghibahkan tanah pribadinya untuk kepentingan umum," ujarnya.
Selain pembangunan infrastruktur, Suhrawi juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Ia memberikan berbagai insentif bagi siswa berprestasi, mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. Semangat belajar pun semakin tumbuh subur di kalangan generasi muda Pajanangger.
Salah satu pencapaian terbesar Suhrawi adalah pengembangan Pantai Teluk Sapo'ong menjadi destinasi wisata yang menawan. Keindahan pantai ini tak kalah dengan Raja Ampat. "Setiap hari, masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan dari pariwisata. Jika dikelola dengan baik, Pantai Teluk Sapo'ong bisa menjadi ikon wisata Madura," ungkap Surahwi dengan penuh optimisme.
Kisah Suhrawi menjadi inspirasi bagi para pemimpin desa lainnya. Dedikasinya yang tinggi, ketegasannya dalam mengambil keputusan, serta kepeduliannya terhadap masyarakat menjadikannya sosok yang layak diteladani.
Kisah Suhrawi mengajarkan kita bahwa dengan kepemimpinan yang visioner, semangat gotong royong, dan kerja keras, perubahan besar dapat terjadi. Desa Pajanangger yang dulunya tertinggal kini telah menjelma menjadi desa yang maju dan mandiri. Semoga kisah ini dapat menginspirasi banyak orang untuk turut serta membangun negeri.
(R. M Hendra)
