Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Dinkes Gelar Workshop Inisiasi Dan Follow Up Pemberian Terapi Pencegahan TBC

Rabu, April 24, 2024, 07:36 WIB Last Updated 2024-04-24T00:36:52Z


Kraksaan, Kompasone.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar workshop inisiasi dan follow up pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di ruang Bougenvil Dinkes Kabupaten Probolinggo, Senin (22/4/2024).


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai inisiasi dan follow up pemberian TPT kepada tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Probolinggo.


Workshop inisiasi dan follow up pemberian TPT ini diikuti 3 orang internal (Sub Koordinator P2PM, pengelola program/wasor TBC dan technical officer TBC) dan 39 faskes (pengelola program TBC puskesmas di 33 puskesmas dan perwakilan rumah sakit 6 rumah sakit).


Selama kegiatan mereka mendapatkan materi analisis dan situasi TBC di Kabupaten Probolinggo dari Dinkes Kabupaten Probolinggo, pemberian TPT pada kontak dewasa dengan sub materi diagnosa ILTB dewasa, pemberian TPT dan pemantauan klinik dan diagnosa dan tatalaksana monoresisten INH dari dokter spesialis paru serta pemberian TPT pada kontak anak dengan sub materi diagnosa TBC anak, diagnosa ILTB anak, pemberian TPT dan pemantauan klinik dari dokter spesialis anak.


Plt Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Nina Kartika mengatakan Tuberkulosis (TBC) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menduduki peringkat ke-13 penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia.


“TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan bakteri ini ditularkan oleh penderita TBC aktif melalui udara lewat percikan dahak pada saat orang tersebut bersin, batuk ataupun berbicara,” katanya.


Berdasarkan Global TB Report jelas Nina, pada tahun 2021 diperkirakan terdapat 10,6 juta orang menderita TBC meningkat sebesar 4.5% dari tahun 2020 yaitu sebesar 10,1 juta orang dan menyebabkan 1,6 juta kematian di dunia tahun 2021. (WHO, 2022).


“Indonesia merupakan negara ke-2 dengan kasus TB tertinggi di dunia setelah India. Jumlah kasus baru TB di Indonesia tahun 2022 diperkirakan mencapai 969.000 kasus atau setara dengan 354 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 819.000 kasus. (WHO, 2022),” jelasnya.


Nina menerangkan cakupan pemberian TPT total kontak serumah tahun 2022 sebesar 1,3% atau 18.081 orang dengan target 48%, pada kelompok risiko lain sebesar 1,5% atau 4.104 orang dengan target 20%. Sedangkan pada ODHIV sebesar 9% atau 47.288 orang dengan target 45%.


“Cakupan pemberian TPT pada tahun 2022 belum mencapai target nasional sedangkan pada data di tahun yang sama cakupan angka penyelesaian TPT pada kontak serumah sebesar 73,3% dan pada kelompok risiko lain sebesar 60,8%,” terangnya.


Di Kabupaten Probolinggo terang Nina, cakupan pemberian TPT tahun 2023 pada kontak

serumah usia 0-4 tahun sebesar 12,3% atau 45 orang, pada kontak serumah usia 5-14 tahun sebesar 6,7% atau 49 orang, pada kontak serumah usia ≥15 tahun sebesar 7,2% atau 213 orang serta pada kelompok risiko lain sebesar 2% atau 24 orang. Cakupan tersebut tentu masing jauh dari target nasional.


“Berdasarkan data tersebut menunjukan masih terdapat gap yang menerima TPT. Hal ini bisa terjadi karena petugas kesehatan tidak melakukan follow up secara rutin kepada penerima TPT, dukungan yang rendah dari pihak keluarga maupun kader untuk menyelesaikan pengobatan TPT nya dan timbulnya efek samping namun tidak didukung dengan edukasi yang optimal mengenai tindak lanjut yang diperlukan terhadap efek samping yang timbul,” pungkasnya.


( Hery )

Iklan

iklan

_

iklan

_

iklan

_

iklan