Limapuluhkota, Kompasone.com - Yang namanya manusia mustahil tidak memiliki kelemahan. Sekalipun dia nabi. Kekurangan pasti ada pada dirinya. Karena itu sudah merupakan fitrah Alam ini tercipta.
Safni Sikumbang tentu juga demikian, karena dia manusia biasa. "Kadang saya susah jika berjalan dengan Safni Sikumbang. Dia paling tidak tega melihat orang susah. Sekalipun dia tidak mengenal orang itu. Kepeduliannya langsung terpancing. Itulah kelemahannya." Ucap Maruzaman yang merupakan kawan seperjuangan Safni Sikumbang di daerah Kandis Riau.
Sekalipun Safni Sikumbang memiliki kelemahan. Kelebihannya juga ada. Tingkat kewaspadaannya terhadap orang yang ingin memanfaatkan kebaikannya juga tinggi. Makanya Safni Sikumbang tidak mudah di tipu. Hal inilah yang membuat kawan dan lawannya menjadi segan." Tambah Owner Rumah makan Uwan Kadis ini menjelaskan.
"Terkadang orang memandang enteng pentingnya membuat sebuah kekurangan menjadi kelebihan. Sehingga kekurangan itu menjadi nilai negatif pada dirinya. Dan bahkan cendrung merugikan.
"Barangkali karena sifat pedulinya inilah yang membuat Safni Sikumbang dipaksa pemuka Masyarakat Limapuluh kota untuk lebih fokus membangun kampung. Dengan menyiapkan diri maju menjadi calon BA 1 C. Karena pemuka dan tokoh masyarakat Limapuluh kota akhir akhir ini mungkin telah menyadari. Limapuluh kota tidak hanya butuh Pejabat kepala daerah. Karena yang dibutuhkan Limapuluh kota, adalah pemimpin yang peduli." Ucap Edianwar Asfar, Ketum SPMI (Serikat praktisi Media Indonesia) menilai.
"Untuk menjadi pejabat kepala daerah, itu tidak sulit. Tanpa jadi Bupati atau Wakil Bupatipun bisa. Karena Pj Bupati juga bisa memegang kendali pemerintahan.
Berbeda dengan pemimpin. Bukan pemimpin namanya apabila dia tutup mata dan tidak peduli terhadap kondisi masyarakat. Karena itu sama saja halnya membuat masyarakat rusak secara perlahan." Tambah Bapak tiga anak ini menggambarkan.
"Bila masyarakat Limapuluh kota lebih memilih perantau dibandingkan putra daerahnya yang nota bene berkecimpung dikampung halaman. Itu menandakan kepercayaan masyarakat pada pemimpin dalam wilayah, telah menurun. Apalagi jika masyarakat lebih memilih independen. Sebagai cara mereka memilih pemimpin. Berarti itu sebuah pertanda kepercayaannya pada petugas partai sudah semakin hilang.
Semestinya ini jadi perhatian bagi para tokoh tokoh Luak Limopuluah. Karena perubahan iklim politik tidak akan terjadi tanpa sebuah sebab. Apakah itu dikarenakan perubahan zaman. Atau karena kerang pedulinya pemimpin sebelumnya. Inilah yang mesti diperhatikan.
Jika hal ini kita abaikan, maka pertikaian dan ketidak akuran akan merembes ke mana mana. Menyebabkan rasa kepedulian semakin hilang. Dan roda pemerintahan yang semestinya maju, jadi jalan di tempat. Atau malah bisa mundur. Sebab waktu hanya habis untuk saling gondok-gondokan. Dan masyarakat semakin apatis." tegas Edi Anwar Asfar menutup.
(Eka Yahya.)