Serang, kompasone.com - Di tengah bentang alam Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, suasana temu media Pemerintah Provinsi Banten berlangsung hangat. Udara pagi yang tenang seakan membawa harapan baru ketika para pejabat dan jurnalis berkumpul dalam satu forum untuk membahas sebuah langkah besar: Program Satu Desa Satu Sarjana.
Program unggulan Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur Ahmad Dimyati Natakusuma itu disambut antusias oleh Pro Jurnalismedia Siber (PJS). Inisiatif ini digadang-gadang menjadi motor penggerak peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia langsung dari desa tempat denyut pembangunan bermula.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Banten, Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Kabag Materi dan Pimpinan Provinsi Banten, serta Ketua PJS Provinsi Banten.
Dalam pemaparannya, Herman, Kepala Bidang, DPMPD Banten, menjelaskan secara rinci mekanisme bantuan pendidikan yang diberikan pemerintah.
“Kita bantu biayanya sebesar Rp20 juta melalui anggaran Banprov. Bantuan ini tidak dapat diambil sekaligus, tetapi dicairkan sesuai kebutuhan. Misalnya Rp8 juta untuk SPP dan Rp12 juta untuk kebutuhan lainnya. Penarikannya tetap bertahap,” ujar Herman, Rabu (11/12/2025).
Program ini menyasar lulusan SMA/sederajat dengan masa kelulusan maksimal dua tahun lalu dan berasal dari keluarga tidak mampu. Para penerima akan mendapatkan dukungan pembiayaan hingga delapan semester, membuka peluang besar bagi anak-anak desa yang sebelumnya kesulitan mengakses pendidikan tinggi.
Persyaratan penerimaan meliputi:
– Lulusan SMA/SMK/MA maksimal dua tahun terakhir
– Berasal dari keluarga tidak mampu (PKH, KKS, Atau surat keterangan tidak mampu dari desa)
– Warga desa/kelurahan setempat
– Tidak sedang menerima beasiswa lain
– Memiliki surat keterangan dari Dinas Sosial
– Terdaftar dalam DTKS desil 1–5 atau termasuk penerima bansos
“Bagi masyarakat yang memenuhi syarat dan ingin mendaftarkan putra-putrinya, silakan datang langsung ke desa atau kelurahan masing-masing,” tutup Herman.
Di tengah harapan yang tumbuh, program Satu Desa Satu Sarjana menjadi jembatan baru bagi mimpi-mimpi anak desa. Bukan sekadar beasiswa, tetapi pintu masa depan yang lebih cerah membawa Banten menuju pembangunan sumber daya manusia yang lebih kuat, merata, dan berkelanjutan.
(Ali Hamzah)
