Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Orientasi Kewirausahaan: Cara Baru Perusahaan Bertahan di Tengah Ketidakpastian

Rabu, Desember 17, 2025, 22:03 WIB Last Updated 2025-12-17T15:03:17Z

 

Utami Tunjung Sari


Di tengah dunia bisnis yang bergerak begitu cepat, banyak perusahaan merasa seperti sedang berlari tanpa henti. Persaingan semakin ketat, teknologi berubah setiap hari, dan perilaku konsumen sulit ditebak. Dalam situasi seperti ini, muncul satu pertanyaan penting: apa yang membuat sebuah perusahaan tetap bertahan, bahkan tumbuh, ketika yang lain mulai tertinggal?


Salah satu jawabannya adalah entrepreneurial orientation (EO) atau orientasi kewirausahaan. Meski istilah ini terdengar akademik, sebenarnya konsepnya sangat manusiawi, yaitu keberanian untuk mencoba hal baru, kesiapan menghadapi risiko, dan keinginan untuk selalu selangkah lebih maju. Tiga sikap ini, yang biasanya kita temukan pada seorang entrepreneur, ternyata juga menjadi penentu penting dalam kinerja sebuah perusahaan.


Mengapa orientasi kewirausahaan penting? Mari kita mulai dari hal yang paling sederhana: dunia berubah. Perusahaan yang dulu nyaman dengan rutinitas kini dipaksa untuk beradaptasi. Inovasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Konsumen tidak lagi puas dengan produk yang “itu-itu saja”. Mereka ingin sesuatu yang lebih cepat, lebih mudah, lebih personal. Disinilah orientasi kewirausahaan memainkan peran penting.

Perusahaan yang berani berinovasi biasanya lebih siap menghadapi perubahan. Mereka tidak menunggu kompetitor meluncurkan produk baru; mereka menciptakannya terlebih dahulu. Inovasi bukan hanya soal teknologi canggih, tetapi juga cara baru dalam melayani pelanggan, mengelola proses, atau bahkan membangun budaya kerja.


Tidak ada inovasi tanpa risiko. Perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan memahami bahwa keputusan besar sering kali datang dengan ketidakpastian. Namun, mereka tidak gegabah. Mereka mengambil risiko yang terukur, risiko yang dihitung dengan matang, bukan sekadar asal jalan.

Perusahaan proaktif tidak menunggu tren. Mereka membaca tanda-tanda kecil di pasar, memahami perubahan perilaku konsumen, dan bertindak sebelum kompetitor menyadarinya. Sikap proaktif ini membuat mereka sering menjadi first mover, yang pada akhirnya memperkuat posisi mereka di pasar.


Bagaimana EO Mempengaruhi Kinerja Perusahaan?

Hubungan antara orientasi kewirausahaan dan kinerja perusahaan sebenarnya cukup jelas: perusahaan yang inovatif, berani, dan proaktif cenderung lebih kompetitif. Mereka lebih cepat menangkap peluang, lebih siap menghadapi ancaman, dan lebih mampu menciptakan nilai bagi pelanggan. Namun, hubungan ini tidak selalu otomatis. Ada perusahaan yang sangat entrepreneurial tetapi tidak menunjukkan peningkatan kinerja. Mengapa? Karena orientasi kewirausahaan harus berjalan seiring dengan kemampuan perusahaan mengelola sumber daya, memahami pasar, dan menyesuaikan strategi dengan kondisi lingkungan.


EO Bukan Sekadar Strategi, Tetapi Mindset

Perusahaan yang benar-benar entrepreneurial biasanya memiliki budaya yang mendukung kreativitas, keberanian, dan inisiatif. Karyawan diberi ruang untuk mencoba hal baru, bahkan jika itu berarti membuat kesalahan. Kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses belajar, bukan sesuatu yang harus ditakuti. Mindset seperti ini membuat perusahaan lebih adaptif dan lebih tahan terhadap krisis.


Perusahaan yang memiliki EO kuat biasanya juga memiliki kapabilitas dinamis, kemampuan untuk terus menyesuaikan diri dengan perubahan. Mereka cepat membaca situasi, cepat mengambil keputusan, dan cepat mengubah strategi jika diperlukan. Kapabilitas ini sangat penting dalam menjaga kinerja jangka panjang.


Tentu saja, orientasi kewirausahaan juga membawa risiko. Perusahaan yang terlalu agresif dalam mengambil risiko bisa mengalami kerugian besar jika tidak berhati-hati. Karena itu, EO harus diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Keberanian tanpa perhitungan hanya akan membawa perusahaan pada masalah baru.


Agar orientasi kewirausahaan benar-benar memberikan dampak positif, perusahaan perlu melakukan beberapa hal yaitu: (1) Membangun budaya inovasi, bukan sekadar membuat divisi R&D; (2) Mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif, bukan hanya mengikuti SOP; (3) Mengelola risiko dengan bijak, bukan menghindarinya; (4) Menyesuaikan tingkat EO dengan kondisi industri, karena tidak semua sektor membutuhkan agresivitas yang sama; (5) Mengembangkan kapabilitas dinamis, agar perusahaan tidak hanya cepat berubah, tetapi juga berubah ke arah yang tepat.


Referensi

Covin, J. G., Rigtering, J. P. C., Hughes, M., Kraus, S., Cheng, C. F., & Bouncken, R. B. (2020). Individual and team entrepreneurial orientation: Scale development and configurations for success. Journal of Business Research, 112, 1–12. https://doi.org/10.1016/J.JBUSRES.2020.02.023

Gupta, R., Pandey, R., & Sebastian, V. J. (2021). International Entrepreneurial Orientation (IEO): A bibliometric overview of scholarly research. Journal of Business Research, 125, 74–88. https://doi.org/10.1016/J.JBUSRES.2020.12.005

Hernández-Perlines, F., Covin, J. G., & Ribeiro-Soriano, D. E. (2021). Entrepreneurial orientation, concern for socioemotional wealth preservation, and family firm performance. Journal of Business Research, 126, 197–208. https://doi.org/10.1016/J.JBUSRES.2020.12.050

Lee, Y., Zhuang, Y., Joo, M., & Bae, T. J. (2019). Revisiting Covin and Slevin (1989): Replication and extension of the relationship between entrepreneurial orientation and firm performance. Journal of Business Venturing Insights, 12, e00144. https://doi.org/10.1016/J.JBVI.2019.E00144

Mthanti, T., & Ojah, K. (2017). Entrepreneurial orientation (EO): Measurement and policy implications of entrepreneurship at the macroeconomic level. Research Policy, 46(4), 724–739. https://doi.org/10.1016/J.RESPOL.2017.01.012

Wales, W. J., Kraus, S., Filser, M., Stöckmann, C., & Covin, J. G. (2021). The status quo of research on entrepreneurial orientation: Conversational landmarks and theoretical scaffolding. Journal of Business Research, 128, 564–577. https://doi.org/10.1016/J.JBUSRES.2020.10.046


Penulis: 

Utami Tunjung Sari

Kaprodi Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram, Yogyakarta


Iklan

iklan