Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Local Sourcing for Global Value | H. Jawasih, Sang Tycoon Singkong Sumenep, Tembus Omzet Ratusan Juta per Bulan Melalui Inovasi Agripreneurship

Jumat, November 28, 2025, 09:46 WIB Last Updated 2025-11-28T02:46:43Z

Sumenep, Kompasone.com – Kisah sukses H. Jawasih dari Desa Lanjuk, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, adalah sebuah studi kasus entrepreneurship yang mendefinisikan ulang nilai komoditas agrikultur lokal.


Dengan visi yang tajam, beliau berhasil mentransformasi singkong, aset yang melimpah di pedesaannya, menjadi produk berdaya saing tinggi yang mendominasi pasar, mencatatkan omzet bulanan yang kini melampaui Rp450 juta.


Keberhasilan ini melampaui sekadar pertumbuhan revenue; ini adalah penciptaan sebuah model ekonomi kerakyatan yang kokoh dan berkelanjutan.


Perjalanan H. Jawasih merupakan bukti nyata bahwa the burning desire (tekad) adalah modal fundamental yang tidak tergantikan. Mengawali usaha tanpa modal finansial maupun keahlian bisnis formal, ia melihat potensi pasar yang belum tergarap pada singkong, sebuah komoditas yang sebelumnya memiliki value rendah.


Kunci sukses, menurut H. Jawasih, terletak pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pasar dan manajemen bisnis yang disiplin.


"Kunci sukses tidaklah sulit jika kita sudah memahami dan mengerti pada kebutuhan pasar yang saat ini penuh dengan persaingan," tegasnya. "Tekun dan menata manajemen yang baik, agar modal dan hasil selalu terpantau. Dan yang utama, gemarlah bersedekah, memohon pada Allah agar selalu dilancarkan."


Filosofi ini mencerminkan integrasi antara smart business practices (manajemen dan pemahaman pasar) dengan nilai-nilai spiritualitas yang memegang peranan dalam keberlanjutan usaha.


Saat ini, bisnis H. Jawasih telah mengalami lonjakan kapasitas produksi yang eksponensial. Dari pengolahan manual, kini ia berhasil mencapai volume pengolahan hingga 5 ton singkong setiap pekan. Scaling up ini didukung oleh adopsi teknologi (mesin otomatis) yang meningkatkan efisiensi dan kecepatan, tanpa mengorbankan value chain yang inklusif.


Keberhasilan ini memiliki dampak sosial ekonomi yang signifikan. Model bisnis ini secara langsung menciptakan lapangan kerja bagi warga lokal. "Saya bangga bisa merekrut banyak karyawan. Dengan begitu, warga desa punya penghasilan, dan saya yakin ini bisa mengurangi tingkat kriminal di sekitar sini," ujar H. Jawasih, menekankan peran usahanya sebagai katalisator stabilitas sosial.


Di tengah persaingan, Jawasih menyadari bahwa diferensiasi adalah kunci untuk memenangkan konsumen. Creative product development menjadi Unique Selling Proposition (USP) utama. Ia secara agresif menantang selera pasar dengan meluncurkan delapan varian rasa—jauh melampaui rasa original termasuk inovasi seperti pedas manis, bawang, ayam bakar, hingga roti panggang.


Inovasi rasa yang berkelanjutan ini tidak hanya menciptakan curiosity (rasa ingin tahu) tetapi juga menumbuhkan loyalitas pelanggan yang kuat.


Bisnis ini juga menghadapi ujian ketahanan (resilience test), terutama saat Pandemi COVID-19 yang memaksa separuh karyawannya dirumahkan. Namun, filosofi bisnis H. Jawasih tetap teguh: bisnis bukan hanya tentang profit, tetapi tentang memberi manfaat dan menularkan harapan.


Kisah H. Jawasih adalah inspirasi bagi UMKM di Indonesia, membuktikan bahwa dengan tekad, inovasi produk yang agresif, dan manajemen yang baik, komoditas lokal dapat diubah menjadi aset strategis dengan value global.


(R. M Hendra)

Iklan

iklan