Makassar, kompasone.com —Dalam semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Gerakan Solidaritas Mahasiswa Toraja (GASMATOR) turun ke jalan menyuarakan keresahan yang selama ini membelenggu para pemuda Toraja, khususnya mereka yang berada di perantauan. Aksi ini menjadi bentuk protes keras terhadap pemerintah daerah yang dinilai abai dan tidak responsif terhadap kebutuhan dasar mahasiswa. Selasa, 28 Oktober 2025.
GASMATOR menilai, bukannya menjadi penggerak perubahan, pemuda Toraja justru terus dihimpit oleh persoalan struktural yang tak kunjung diatasi. Minimnya fasilitas, akses pendidikan yang belum merata, serta tidak adanya dukungan finansial dari pemerintah menjadi penghalang bagi kemajuan mahasiswa Toraja.
“Pemerintah seolah tuli dan buta. Tak mau mendengar jeritan kami, dan tak peduli melihat kenyataan di lapangan. Sudah terlalu lama pemuda Toraja di perantauan berjuang sendiri tanpa dukungan negara,” tegas salah satu orator.
GASMATOR menuntut pemerintah untuk menyediakan akses pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas bagi pemuda Toraja di perantauan. Selain itu juga mendesak pembangunan asrama mahasiswa Toraja sebagai ruang aman untuk belajar, berorganisasi, serta menjaga identitas budaya. Serta menuntut pemberian beasiswa berbasis afirmasi dan prestasi, agar pemuda Toraja tidak tertinggal dalam persaingan akademik.
GASMATOR menekankan bahwa pemuda bukan sekadar penerus bangsa, tetapi agen perubahan yang akan menjembatani nilai-nilai budaya dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, negara harus hadir dalam menjawab kebutuhan generasi muda Toraja, bukan hanya lewat seremoni seremonial Hari Sumpah Pemuda, tetapi dalam bentuk kebijakan nyata dan dukungan yang setara.
“Ketika pemuda Toraja difasilitasi secara adil dan setara, mereka mampu menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, antara lokal dan global.” ucap salah satu orator.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa perayaan Sumpah Pemuda bukan hanya seruan romantis belaka, tapi juga momentum koreksi terhadap negara yang sering lupa pada kewajibannya terhadap generasi muda, terutama mereka yang berjuang dari pinggiran.
-VAL
