Sumenep, Kompasone.com - Arena politik lokal Sumenep kembali disorot oleh kehadiran dua figur terkemuka yang digadang-gadang memiliki kapasitas transformatif untuk menduduki posisi strategis sebagai Sekretaris Daerah (Sekda Sumenep). Kontestasi ini tidak hanya sebatas perebutan jabatan, melainkan cerminan dari keyakinan kolektif akan perlunya fondasi kepemimpinan yang kokoh, berintegritas, dan visioner dalam tata kelola pemerintahan.
Agus Dwie Syaputra mencuat sebagai sosok yang oleh para aktivis pentolan kelompok yang dikenal kritis dan idealis—dipandang sebagai manifestasi dari sebuah revolusi struktural dalam birokrasi. Dukungan terhadap beliau berakar kuat pada rekam jejaknya yang tak diragukan lagi dalam mengelola instansi-instansi dengan anggaran besar dan rawan.
Hal yang paling menonjol dari figur Agus Dwie Syaputra adalah integritasnya yang teguh. Meskipun pernah mengepalai entitas dengan potensi godaan finansial yang masif, namanya tak pernah tercemar oleh isu penyalahgunaan anggaran. Sikap antipati terhadap praktik 'mencicipi' atau bermain-main dengan kekayaan negara menjadikannya arketipe pemimpin amanah.
Karakteristik ini, ditambah dengan teladan baik yang konsisten ia tunjukkan kepada bawahan, melahirkan kewibawaan dan rasa segan yang alami dari lingkungan profesionalnya. Pondasi pengalamannya yang solid dalam manajemen pemerintahan menjadi modal esensial yang diperhitungkan untuk memimpin birokrasi Sumenep.
Di sisi lain, publik juga menyoroti sosok Arif Girmanto, seorang intelektual yang diyakini mampu membawa Sumenep menuju perubahan substantif yang lebih baik. Dukungan untuk Arif Girmanto terkonsentrasi kuat, terutama dari kalangan pertanian dan masyarakat Kecamatan Kota Sumenep.
Arif dikenal tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki dedikasi tak terputus terhadap pengembangan keilmuan, yang tercermin dari gelarnya yang 'tak terhingga', sebuah untuk semangat belajar yang tak pernah padam. Kecerdasan kognitifnya berpadu harmonis dengan rasa empati yang mendalam terhadap Sumenep, menciptakan kesan kewibawaan yang elegan dan tak terlampaui.
Kombinasi antara kecerdasan tajam dan kepekaan sosial menjadikannya pilihan menarik sebagai pemimpin yang tidak hanya menguasai data dan kebijakan, tetapi juga memahami denyut nadi kesejahteraan masyarakat.
Baik Agus Dwie Syaputra maupun Arif Girmanto memiliki kesamaan karakter dalam hal ambisi luhur untuk menata Sumenep agar "lebih bercahaya" di mata pemerintah dan daerah lain. Pandangan politik lokal memandang kedua figur ini sebagai aset luar biasa yang patut dihormati dan dibanggakan.
Kontestasi ini menegaskan sebuah filosofi penting: bahwa pengabdian sejati melampaui sekadar status jabatan. Ia adalah tanggung jawab yang harus dipikul bersama demi menyongsong masa depan yang sejahtera bagi masyarakat dan generasi penerus bangsa. Sumenep berada di persimpangan krusial, menanti siapa di antara dua figur berkaliber tinggi ini yang akan dipercaya memimpin estafet birokrasi, mengintegrasikan integritas dan kecerdasan demi kemaslahatan publik.
(R. M Hendra)
