Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Yapkema–STT Walter Post Nabire Sepakat Perangi HIV/AIDS dan Bangun Kesadaran Anak Muda Papua

Rabu, September 17, 2025, 18:52 WIB Last Updated 2025-09-17T11:52:46Z

Nabire, kompasone.com – Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (Yapkema) Papua resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kampus II STT Walter Post Nabire, Rabu (17/09/2025). Kerja sama ini difokuskan pada penyadaran penyakit menular seksual (PMS) terutama HIV/AIDS, serta peningkatan kapasitas mahasiswa melalui pelatihan, pembinaan, seminar, dan pemberdayaan.


Acara penandatanganan berlangsung di Aula Kampus II STT Walter Post, Jl. Tapioka–Nabarua, pukul 11.00 WIT. Sebelum penandatanganan, kegiatan diawali dengan ibadah bersama yang dihadiri mahasiswa, civitas akademika, dosen, simpatisan, serta pihak Yapkema.


Ketua STT Walter Post, Pdt. Marthen Dou, menyatakan kerja sama ini penting untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan kesehatan, pola hidup, pola asuh, sekaligus keterampilan ekonomi lokal.

“Terima kasih kepada pihak Yapkema. Kami sepakat bekerja sama karena peningkatan kapasitas mahasiswa di luar jadwal akademik sangat penting. Yapkema dan kampus STT memiliki visi yang sama, yakni membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkap Pdt. Dou.


Ia menegaskan, kampus siap mengawal program bersama Yapkema hingga tahap evaluasi. “Bicara soal ekonomi jemaat, mahasiswa STT nantinya akan melayani langsung di masyarakat. Karena itu, kami siap berjalan bersama sejak MoU ini,” tegasnya.


Direktur Yapkema Papua, Hanok Herikson Pigai, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, STT Walter Post memiliki peran strategis karena telah melahirkan banyak teolog yang kini berkiprah luas.


“Sudah lebih sebulan kami berdiskusi dengan 10 perguruan tinggi di Nabire agar Yapkema bisa memberikan pengetahuan tentang PMS: HIV, gonore, sifilis, dan lainnya. Ini bukan berarti mahasiswa menghadapi masalah itu, tapi kenyataannya banyak orang di luar sana meninggal karenanya,” jelas Hanok.


Ia juga menyinggung perkembangan populasi Papua dibandingkan Papua Nugini (PNG). “Tahun 1980, populasi PNG sekitar 2 juta jiwa, hampir sama dengan West Papua. Sekarang PNG lebih dari 10 juta, sementara orang asli Papua di Indonesia masih sekitar 2 juta. Salah satu penyebab orang Papua berkurang adalah HIV/AIDS. Di Papua Tengah saja sudah ada lebih dari 23 ribu kasus,” ungkapnya.


Karena itu, Yapkema menegaskan komitmennya membangun kesadaran agar orang Papua tetap sehat dan bertahan di tanahnya sendiri.

Pdt. Marthen Dou menambahkan, kerja sama ini bukan hanya soal edukasi HIV/AIDS, tetapi juga bagian dari panggilan kampus untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman sosial. “Mahasiswa akan dipersiapkan melakukan sosialisasi di tempat pelayanan mereka. Bahkan dalam penginjilan, mereka bisa sekaligus membawa pesan kesehatan,” tutupnya.


MM

Iklan

iklan