Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Etnofest 2025: Merajut Keberagaman Nusantara dan Menobatkan Duta Mataram

Rabu, September 17, 2025, 18:54 WIB Last Updated 2025-09-17T11:55:12Z

Universitas Widya Mataram (UWM) menyelenggarakan Festival Budaya “Etnofest” dalam rangka Dies Natalis ke-43 UWM di Pendopo Agung Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman pada Rabu (17/9). Acara ini dihadiri oleh para pejabat di lingkungan UWM, dosen, mahasiswa, dan tamu undangan dari SMA/SMK se-DIY.


Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Etnofest merupakan kegiatan rutin setiap Dies Natalis. “Kita bersyukur Indonesia dengan beragam budaya dengan ratusan bahasa daerah dan memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Diantara pulau-pulau yg berpenghuni itu terdapat kearifan lokal, budaya lokal, dan pada satu lokasi terdapat beberapa bahasa maupun budaya,” kata mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.


“Etnofest ini untuk mengenalkan budaya-budaya yg ada di Indonesia. Setelah mengetahui budaya-budaya tersebut, kita akan dapat melestarikannya. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua penampil dalam acara ini,” tutupnya.


Etnofest tahun ini menghadirkan pertunjukan tari dari tujuh wilayah yaitu:

• Tari Kataga dari Nusa Tenggara Timur yang merupakan representasi dari perang tanding antarsuku yang sering terjadi pada zaman dahulu.

• Tari Tnabar Ila'a dari Kepulauan Tanimbar Maluku Tenggara Barat sebagai simbol ungkapan janji atau pesan tertentu yang memiliki unsur kebaikan bagi masyarakat.

• Tari Cakalele yang merepresentasikan jiwa patriotisme masyarakat Maluku pada tanah kelahirannya.

• Tari Yosim Pancar dari Papua yang merupakan tari pergaulan antara sesama tanpa melihat perbedaan yang ada.

• Tari Aluyen dari Papua Pegunungan yang menampilkan harmoni gerakan yang penuh makna, dimana setiap langkahnya mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam.

• Tari Tortor Puak Batak dari Sumatera Utara yang merupakan sarana masyarakat Batak dalam menyampaikan harapan, doa, dan memohon perlindungan.

• Tari Golek Ayun-Ayun dari Yogyakarta yang menggambarkan remaja perempuan yang sedang mencari jati diri sebagai langkah masuk ke fase kehidupan dewasa.


Selain pertunjukan seni, acara ini juga menjadi ajang pemilihan Duta Mataram 2025, sebuah gelar bagi mahasiswa yang dinilai mampu merepresentasikan nilai-nilai budaya, kepemimpinan, dan intelektualitas kampus. Setelah melalui proses seleksi ketat, wawancara budaya, dan presentasi publik, terpilihlah dua mahasiswa terbaik yang dinobatkan sebagai Duta Mataram 2025:

• Duta Mataram Putri: Amelia Septi Sri Fajaryanti (Program Studi Hukum)

• Duta Mataram Putra: Dandi Eka Setyawan (Program Studi Teknik Industri)


Wakil Rektor III UWM, Dr. Roni Sulistyanto Luhukay, S.H., M.H. dalam kesempatan ini memberikan apresiasi tinggi kepada para mahasiswa. “Mahasiswa adalah agen pemajuan kebudayaan. Mereka membuktikan bahwa seni dan tradisi bisa menjadi identitas bangsa,” ujarnya.


“Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, festival budaya mahasiswa tahun ini membuktikan bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang hidup bagi kebudayaan Indonesia. Seni menjadi media ekspresi dan pemersatu lintas identitas,” pungkas dosen Program Studi Hukum ini.

Iklan

iklan