Sumenep, Kompasone.com - Kasus penolakan pengisian Pertalite yang dialami pengendara mobil tersebut, meskipun memiliki kuota yang cukup, merupakan permasalahan yang kompleks dan sering terjadi. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain. (30/11/2024)
Anton sebagai Manajer SPBU Paberasan kota sumenep yang berpengalaman menjelaskan dengan tenang “Kemungkinan besar terdapat duplikasi data pembelian BBM pada sistem My Pertamina, sehingga mengurangi kuota yang seharusnya dimiliki oleh pengendara tersebut.” jelasnya
“Sistem My Pertamina bisa saja mengalami gangguan teknis yang menyebabkan data pembelian tidak tercatat dengan benar atau terhapus.”tegasnya
Anton menambahkan “Terdapat kemungkinan keterlambatan dalam sinkronisasi data antara sistem pusat my Pertamina dengan sistem di SPBU, sehingga data kuota yang tertera di aplikasi tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.” imbuhnya
Aktivis pemerhati kebijakan publik yang Beken disapa Rasyid Nahdiyin menegaskan dari persoalan yang sering terjadi di SPBU Sumenep yaitu miskomunikasi atau kesalah pahaman yang kadang tidak dipahami oleh “Beberapa pihak yang tidak berhak mungkin menyalah gunakan kuota BBM subsidi dengan mengisi kendaraan non-subsidi menggunakan aplikasi My Pertamina milik orang lain.”
“Ada kemungkinan adanya praktik jual beli kuota BBM subsidi secara ilegal, sehingga mengurangi kuota yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat yang berhak.”
“Pemerintah seringkali melakukan penyesuaian terhadap kriteria penerima subsidi BBM, sehingga dapat mempengaruhi kuota yang dimiliki oleh masyarakat.”
“Untuk menghemat anggaran, pemerintah mungkin melakukan pembatasan kuota BBM subsidi, terutama pada jenis BBM tertentu seperti Pertalite.” tegas rasyid
“Berdasarkan kasus-kasus yang sering terjadi, penyebab paling umum dari berkurangnya jatah subsidi BBM adalah kesalahan sistem dan penyalahgunaan kuota. Kedua faktor ini saling terkait dan seringkali sulit untuk diidentifikasi secara pasti.”
“Solusi yang Dapat Dilakukan. Pemerintah dan Pertamina perlu terus meningkatkan akurasi data dalam sistem My Pertamina, termasuk melakukan verifikasi data secara berkala dan memperbaiki sistem yang bermasalah.”
“Perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap penyaluran BBM subsidi, baik di tingkat SPBU maupun di tingkat konsumen.”
“Masyarakat perlu diberikan sosialisasi yang lebih intensif mengenai kebijakan subsidi BBM, cara penggunaan aplikasi My Pertamina, dan sanksi bagi penyalahgunaan kuota.”
“Penggunaan teknologi yang lebih canggih, seperti biometrik atau QR code, dapat membantu dalam mengidentifikasi konsumen dan mencegah penyalahgunaan kuota.”
(R.M Hendra)