Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Sukseskan Program Pemerintah, Puskesmas Bandung Tulungagung Lakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Bagi Pelajar Sekolah

Kamis, Desember 18, 2025, 20:24 WIB Last Updated 2025-12-18T13:24:37Z

Tulunggagung, kompasone.com- Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan deteksi dini terhadap penyakit yang terjadi di kalangan masyarakat, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG).


Sasaran dari program pemerintah ini adalah siswa - siswi sekolah, karyawan - karyawati instansi dan perkantoran, serta warga masyarakat lain nya.


Kepala Puskesmas Bandung, Tulungagung, Jawa Timur Imbang Catur Kurniawan, S.K.M, mengatakan jika program ini bertujuan untuk memberikan akses kesehatan yang lebih luas kepada seluruh warga masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja usia sekolah.


Menurut Imbang, UPT Puskesmas Bandung yang di pimpin nya, sebagai salah satu pelaksana fungsi kesehatan di Kabupaten Tulungagung, sejak program ini di luncurkan telah melaksanakan CKG kepada masyarakat umum, siswa, dan tenaga kesehatan serta berbagai instansi di wilayah kerjanya. 


"Kali ini kami melakukan CKG terhadap anak usia sekolah. Dan sampai hari ini sudah sebanyak 3431 siswa dari berbagai jenjang sekolah yang kami periksa yakni Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA)," katanya kepada kompas-one, Senin (15/12/25).


Lanjut Imbang, dari jumlah tersebut sebanyak 2849 siswa adalah murid Sekolah Dasar ( SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), 495 anak merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) serta 87 sisanya adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).


"Namun dari pemeriksaan (skining) yang telah kami lakukan terhadap 337 anak, kita temukan hal yang memprihatinkan. Sebab kita temukan sebanyak 13 siswa dari murid SD/MI tersebut atau sekitar 3.86% telah terindikasi merokok, baik menggunakan rokok konvensional maupun elektronik," terang Imbang.


Kemudian saat dilakukan pemeriksaan fisik terhadap para murid sekolah dasar tersebut, dari sebanyak 1383 anak yang diskrining, sebanyak 1026 siswa atau 74,1% di indikasikan memiliki aktifitas fisik yg kurang. 


"Yang dimaksud dengan kurang aktivitas fisik adalah kondisi di mana seseorang tidak memenuhi rekomendasi minimal aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan," terang Imbang.


Sedangkan dari hasil pemeriksaan mata menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki penglihatan normal, namun ada beberapa dari mereka yang mempunyai gangguan penglihatan.


Lebih lanjut Imbang menerangkan, jika hasil dari pemeriksaan kesehatan gratis tersebut, nantinya bisa memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan siswa sekolah dan masyarakat di wilayah Kecamatan Bandung, terutama untuk resiko dan potensi masalah kesehatan yang bisa terjadi pada mereka.


"Dari temuan data-data kesehatan siswa yang kami temukan tersebut, nantinya dapat dipergunakan sebagai acuan dan salah satu bahan perencanaan kegiatan kesehatan baik yang bersifat promotive, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang akan di laksanakan oleh UPT Puskesmas Bandung di tahun - tahun berikutnya," ungkap Imbang..


Dalam pelaksanaannya, program CKG ini melakukan pemeriksaan terhadap berbagai komponen kesehatan siswa sekolah dan masyarakat,  termasuk pemeriksaan status gizi, aktivitas merokok, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, telinga, mata, gigi, jiwa, dan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, program ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi kesehatan siswa sekolah serta masyarakat.


Dan di harapkan masyarakat akan dapat lebih peduli dengan kesehatannya dan dapat melakukan tindakan pencegahan dini untuk menghindari timbulnya penyakit, serta pemerintah juga dapat terus meningkatkan kualitas dan akses kesehatan bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih terbatas dalam pelayanan kesehatan.


"Program CKG ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesadaran dan deteksi dini tentang penyakit. Dengan demikian, masyarakat dapat hidup lebih sehat dan sejahtera," pungkasnya.


Untuk sekedar diketahuai, dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) ini, paling banyak di temukan kasus adanya indikasi anak tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup. 


Yang dimaksud dengan kurang aktivitas fisik adalah kondisi di mana seseorang tidak memenuhi rekomendasi minimal aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan. 


Kriteria utamanya adalah tidak melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang yakni setidaknya 150 menit per minggu (sekitar 30 menit per hari selama lima hari atau lebih), atau tidak melakukan aktivitas fisik intensitas berat selama 75 menit per minggu. 


Aktivitas fisik yang dimaksud mencakup semua gerakan tubuh yang membutuhkan pengeluaran energi, baik selama waktu luang, perjalanan/ transportasi, pekerjaan, atau aktivitas rumah tangga. 


Kondisi kurang aktivitas fisik sering kali diasosiasikan dengan gaya hidup sedentari (banyak duduk atau berbaring dalam waktu lama). Dan Program CKG menemukan bahwa kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada peserta di Indonesia, dan menjadi faktor risiko utama penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.

#sigit

Iklan

iklan