Kuningan, kompasone.com - Banyak kisah inspirasi kehidupan ekonomi terkadang kita harus mau belajar dari orang yang selama ini terkesan di pandang sebelah mata, semisal kita belajar tahu omset para pedagang kecil di lapak kaki lima.
Sadet (52 th) pedagang Ketoprak adalah asli warga Ciawi kecamatan Ciawi kabupaten Kuningan Jabar, berbagi kisah dengan jurnalis kompasone.com saat mencicipi dagangannya dipinggiran trotoar jalan yang berdekatan dengan RSU Juanda di wilayah kawasan Kuningan Kota. Selasa (16/12/25).
"Dulunya saya kerja di perusahaan swasta , tapi saya keluar karena habis kontrak dan sejak itu saya berputar otak bagaimana caranya tetap dapet penghasilan, saya gak mau nganggur, dan suatu saat saya terpikirkan untuk dagang, namun saya juga bingung mau dagang apa ? sedangkan uang pesangon saat itu sudah hampir habis," tutur Sadet mengawali kisahnya.
Diceritakan bahwa untuk pertamakalinya dagang Ketoprak, dirinya justru dikarenakan mencoba makanan yang di sebut Ketoprak tersebut dan Sadet merasa seperti terinspirasi untuk berdagang Ketoprak dengan pertimbangan bisa dengan modal kecil.
"Ya lumayan dapet untung sedikit tapi lancar setiap hari," begitu ucap Sadet.
Namun saat di pancing oleh Arif Rahman dari media online www.kompasone com perihal modal dagangan dan soal keuntungan yang didapat perharinya, jawabannya sungguh bikin kaget.
"Saya dagang Ketoprak tiap hari hanya menargetkan 50 porsi saja dan siang hari kisaran jam 12 dagangan sudah habis," ucap Sadet sambil ngulek bumbu Ketoprak pesanan cewe cantik yang duduk manis di sebelah jurnalis kompasone.com
Apa yang dikisahkan Sadet, artinya estimasi dari hasil dagangannya tersebut berarti 50 porsi dikalikan harga satu porsinya Rp.13.000 dan itu artinya Sadet dapat uang hasil jualannya sekitar Rp. 650.000,-
"Iya itu kan blom di potong modal dagangan sekitar 150 ribu, jadi saya dapatnya 500 ribu perhari," jelas Sadet.
Menurut Sadet dirinya dagang full 30 hari dan itu artinya keuntungan bersih Satu harinya 500 ribu dikalikan 30 Hari, jadi total penghasilan Sadet 15 juta perbulannya. Tentu saja ucapan Sadet itu bikin pembeli cewe cantik di sebelahku melongo seperti gak percaya apa yang di dengarnya itu.
Seorang teman Jurnalis kompasone.com di Bandung yang kebetulan pernah dagang di tahun 1986 mengatakan bahwa dirinya mengaku penghasilan dagangnya 3 juta perbulan, padahal saat di tahun 1986 an gaji dosen saja hanya dikisaran 50 ribu.
Dari kisah Sadet tersebut, bisa kita jadikan suatu pembelajaran bahwa kita tidak seharusnya belajar tentang kehidupan roda ekonomi untuk mencukupi kebutuhan keluarga dari para pengusaha besar, tapi kita belajar dari pedagang kaki lima pun kita bisa dapatkan inspirasi
Liputan :
Arif Rahman
Ka.Biro Kuningan Jabar
