Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Menjaga yang Paling Rentan: Ibu dan Bayi di Pandeglang

Senin, Desember 22, 2025, 21:31 WIB Last Updated 2025-12-22T14:31:37Z

Pandeglang, kompasone.com— Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pandeglang menunjukkan tren penurunan dalam tiga tahun terakhir. 

Capaian tersebut dinilai sebagai hasil penguatan layanan kesehatan ibu dan anak serta kolaborasi lintas sektor yang terus diperkuat oleh pemerintah daerah.


Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani mengatakan, upaya menekan AKI dan AKB tidak dapat dilakukan oleh pemerintah daerah secara mandiri, melainkan memerlukan keterlibatan berbagai pihak, baik dari unsur medis maupun nonmedis.


“Penanganan kesehatan ibu dan bayi membutuhkan sinergi lintas sektor. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga tenaga kesehatan dan seluruh pihak terkait agar pelayanan yang diberikan benar-benar optimal,” ujar Dewi Setiani saat membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, Senin (22/12/2025), di Pandeglang.


Menurut Dewi, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan menjadi langkah penting untuk memastikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui berlangsung secara komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan, baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rujukan.


Ia menegaskan, tenaga kesehatan memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah, serta responsif terhadap kebutuhan ibu dan anak.


“Pelayanan yang aman dan nyaman akan membuat ibu hamil dan ibu menyusui merasa terlindungi. Itu menjadi kunci dalam menekan angka kematian ibu dan bayi,” katanya.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Eniyati mengungkapkan bahwa meski penurunannya tidak terlalu besar, tren penurunan AKI dan AKB patut diapresiasi.


Data Dinas Kesehatan mencatat, jumlah kasus AKI pada 2023 sebanyak 30 kasus, turun menjadi 28 kasus pada 2024, dan kembali menurun menjadi 24 kasus pada 2025. Adapun AKB pada 2023 tercatat 144 kasus, meningkat menjadi 195 kasus pada 2024, dan kembali turun menjadi 138 kasus pada 2025.


Menurut Eniyati, penurunan tersebut merupakan hasil dari berbagai langkah strategis, antara lain peningkatan mutu bidan, penguatan penanganan kegawatdaruratan, perbaikan sistem rujukan, serta pelayanan kesehatan yang berkesinambungan sejak masa kehamilan, persalinan, hingga perawatan bayi baru lahir.


(Ali Hamzah)

Iklan

iklan