Tapanuli Utara, kompasone.com - Udara sejuk Tarutung Tapanuli Utara (Taput) Sumatera Utara pagi itu terasa berbeda. Sabtu (11/10/25).
Di atas langit biru yang membentang di atas Lapangan Serbaguna, suara gemuruh mesin pesawat tempur TNI Angkatan Udara menggema, memecah keheningan dan menyulut semangat ribuan pasang mata yang menatap ke angkasa.
Suasana semakin menggetarkan ketika atraksi udara dimulai. Paramotor Airborne melintas rendah membawa bendera merah putih, Trike Airborne berputar anggun di langit, lalu disusul Terjun Payung Korpasgat yang melayang gagah, menurunkan pasukan di tengah lapangan.
Puncaknya, Flypass Pesawat Tempur TNI AU menggetarkan udara Tarutung pun menciptakan momen yang membuat ribuan warga menengadah dengan rasa bangga dan haru.
Sabtu, 11 Oktober 2025, menjadi hari yang bersejarah, bahkan bagi masyarakat Taput, ini bukan sekadar atraksi udara.
Kehadiran TNI Angkatan Udara bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara membuka babak baru dalam perjalanan daerah itu menatap ke langit, membawa harapan dan inspirasi bagi generasi muda agar berani bermimpi setinggi awan.
“Semangat dirgantara ini bukan hanya untuk hiburan, tetapi menjadi wahana pendidikan karakter dan motivasi. Kami ingin anak-anak muda Taput menyadari bahwa mereka juga bisa menjadi bagian dari dunia kedirgantaraan — menjadi pilot, teknisi, ilmuwan, atau apapun yang mereka cita-citakan,” ujar Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, sesaat menyaksikan gelaran dirgantara tersebut.
Pantauan kompasone, ditengah riuh tepuk tangan dan sorak kagum warga, Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat berdiri menyambut tamu kehormatan, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono.
Keduanya berdiri di atas panggung utama, diapit oleh jajaran Forkopimda dan tokoh masyarakat, menyaksikan bagaimana langit Taput hari itu menjadi simbol kebanggaan, kerja sama, dan cinta tanah air.
“Tema Hari Jadi ke-80 ini, Semangat Transformasi untuk Tapanuli Utara Maju, Berbudaya, dan Berkelanjutan, bukan sekadar slogan. Ini tekad kita untuk maju tanpa meninggalkan akar budaya dan menjaga bumi yang kita cintai,” tutur Bupati Jonius Taripar Hutabarat, disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Namun, gema semangat dirgantara di Taput bukan hanya tentang pesawat yang terbang gagah di langit.
Sejak 6 Oktober, TNI AU dan Pemerintah Kabupaten Taput telah bahu membahu menghadirkan kegiatan sosial bagi masyarakat.
Dari operasi bibir sumbing dan katarak, pembagian alat bantu disabilitas, pengobatan gratis, hingga penanaman pohon buah di Menara Pandang Siatas Barita.
Semuanya menjadi bukti nyata bahwa perayaan ini bukan sekadar pesta seremonial, melainkan wujud kepedulian yang menyentuh hati rakyat.
Bahkan, tiga rumah ibadah direhabilitasi sebagai simbol keberagaman dan persatuan.
“Inilah makna perayaan yang sesungguhnya,” ujar Landong seorang warga Tarutung sambil menatap langit, “bukan hanya melihat pesawat, tapi merasakan kehadiran negara di tengah masyarakat.”
Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara juga menyerahkan hibah tanah kepada TNI AU untuk pembangunan Detasemen TNI AU di wilayah itu.
Disisi lain Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
“Udara sejuk dan keramahan masyarakat Tapanuli Utara membuat saya jatuh cinta pada daerah ini,” ujarnya dengan senyum hangat.
“Semoga sinergi antara TNI AU dan Pemkab Taput terus terjalin untuk kemajuan bersama.”ujarnya mengawali sambutannya.
Ketika sore mulai turun dan sinar matahari condong ke barat, Bupati Taput menutup seluruh rangkaian Hari Jadi ke-80 dengan penuh rasa syukur.
Malamnya, masyarakat masih berkumpul di Lapangan Serbaguna untuk menikmati hiburan rakyat, menari, bernyanyi, dan merayakan kebersamaan tanda bahwa Tapanuli Utara tidak hanya sedang berulang tahun, tetapi sedang menyalakan kembali semangat untuk terbang lebih tinggi.
(Bernat L Gaol)
