Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Insiden Tragis di Pelabuhan Gersek Poteh: Kapal Tongkang Milik BUMDes Kalianget Timur Karam, Spekulasi "Sengaja Ditenggelamkan"

Sabtu, Oktober 11, 2025, 11:18 WIB Last Updated 2025-10-11T04:40:23Z

 


Sumenep, Kompasone.com – Sebuah kejadian maritim yang memicu polemik tajam mengguncang Desa Kalianget Timur, Kabupaten Sumenep, pagi ini. Kapal tongkang yang merupakan aset investasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat ditemukan tenggelam di perairan Pelabuhan Gersek Poteh, sekitar pukul 04:00 WIB. Insiden ini sontak memicu sorotan, tidak hanya terhadap aspek kelalaian operasional, tetapi juga mengundang dugaan adanya motif tersembunyi.


Menurut keterangan saksi mata, RN, seorang warga yang berada di area pelabuhan, ketua BUMDes diketahui menempatkan kapal tersebut di tengah perairan dengan mengandalkan jangkar pada sekitar pukul 01:00 dini hari. "Yang saya tahu Ketua BUMDes jam 1 pagi menepatkan kapal tersebut di tengah dengan pasang jangkar. Tiba-tiba pagi sudah tenggelam," tegas RN dengan nada prihatin.


RN, yang mengkaji peristiwa tersebut, secara lugas menyoroti adanya prosedur yang terabaikan. Menurutnya, kapal BUMDes seharusnya ditepikan dan diikat sebagai tindakan pengamanan tambahan, alih-alih hanya mengandalkan jangkar.


Lebih lanjut, ia mengungkapkan adanya cacat fundamental pada kapal tersebut: "Dan kapal itu posisinya bocor, seharusnya kebocoran tersebut segera dia perbaiki, bukan malah dibiarkan bocor dalam situasi kapal beroperasi," tutur RN, menggarisbawahi kegagalan mitigasi risiko yang patut dipertanyakan.


Upaya konfirmasi langsung oleh awak media kepada Dayat, Ketua BUMDes Kalianget Timur, berujung pada respons yang terkesan mengelak dan sarat kesibukan lapangan.

 "Sudah jangan sekarang saya masih sibuk cari drum buat ngangkat kapal," ucap Dayat, seolah memprioritaskan evakuasi material dibandingkan memberikan klarifikasi publik atas kerugian aset desa.


Krisis ini semakin meruncing dengan hadirnya analisis kritis dari Rasyid Nadyin, seorang aktivis pemerhati kebijakan. Ia menyoroti ironi bahwa kapal milik BUMDes yang konon belum sepenuhnya beroperasi justru sudah terjerembab dalam musibah yang dianggapnya "tidak masuk akal."


Dengan tajam, Rasyid Nadyin melontarkan dugaan yang menusuk jantung integritas tata kelola aset desa. "Saya menduga kapal BUMDes tersebut memang sengaja ditenggelamkan, agar bisa menarik dana DD (Dana Desa) untuk dialokasikan sebagai perbaikan kapal tongkang dengan biaya yang lumayan besar," tegas Rasyid.


Spekulasi ini, jika terbukti, mengindikasikan adanya patologi moral dalam pengelolaan dana publik, di mana insiden tragis justru menjadi modus operandi untuk memanipulasi alokasi anggaran dengan dalih pemulihan.


Insiden tenggelamnya aset BUMDes ini bukan sekadar kecelakaan laut biasa, melainkan sebuah narasi kompleks yang melibatkan dugaan kelalaian, kegagalan manajerial, dan potensi intrik yang berbau indikasi korupsi dana desa.


Pihak berwenang dituntut untuk segera melakukan audit mendalam dan investigasi komprehensif guna membongkar tabir di balik karamnya kapal tongkang BUMDes Kalianget Timur ini.


(R. M Hendra)





Iklan

iklan