Sumenep, Kompasone.com - Sebuah episode monumental dalam geliat pembangunan ekonomi berbasis akar rumput terukir hari ini 17 Oktober 2025 di Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep. Acara peletakan batu pertama, yang dihelat dengan tema visioner “Ground Breaking Sumenep Paten,” secara resmi menandai inisiasi pendirian Kantor Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Agenda ini bukan sekadar seremoni fisik, melainkan penegasan filosofi baru dalam menata kemandirian ekonomi desa, yang beranjak dari semangat kolaborasi dan keadilan sosial.
Perhelatan sakral ini disaksikan oleh jajaran petinggi daerah yang merepresentasikan sinergi trias pilar pembangunan pemerintahan, keamanan, dan militer yakni Kepala DPMD, Bapak Anwar Syafroni; Wakapolres Sumenep, Kompol Masyhur Ade, S.I.K., M.H.; serta Dandim Sumenep, Letkol Arm Bendi Wibisono, SE, M.Han. Kehadiran tokoh-tokoh ini menyiratkan komitmen institusional terhadap suksesnya program strategis ini.
Nuansa kewibawaan semakin kental dengan hadirnya seorang tokoh legendaris yang dedikasinya tak lekang oleh waktu, H. Miskun Legyono, Penasehat PKDI (Persatuan Kepala Desa Daerah Indonesia), bersama para petinggi dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sumenep. Kehadiran beliau menegaskan kesinambungan antara pengalaman kearifan lokal dengan inovasi kebijakan nasional.
KDMP, yang menjadi substansi utama kegiatan ini, merupakan derivasi program pemerintah pusat yang bertujuan merevitalisasi dan membangkitkan ekosistem ekonomi desa. Di Sumenep, inisiatif ini telah melahirkan respons masif: 334 Koperasi Merah Putih telah terbentuk, mencakup seluruh desa dan kelurahan di 27 Kecamatan. Pembentukan ini, sebagaimana ditegaskan oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Sumenep, Moh. Ramli, telah rampung melalui mekanisme demokratis Musyawarah Desa Khusus (Musdesus).
Dalam paparannya yang lugas, Moh. Ramli menekankan visi fundamental di balik Koperasi Merah Putih: “Membangun sistem ekonomi desa yang efisien, mandiri, dan berkeadilan dengan melibatkan seluruh masyarakat melalui koperasi.” Koperasi-koperasi baru ini, lanjut Ramli, difokuskan pada pengembangan unit usaha dan eskalasi kesejahteraan masyarakat, terutama dalam sektor UMKM.
Terkait dengan akselerasi modal, Ramli menjelaskan bahwa saat ini, 105 koperasi di desa mandiri tengah diprioritaskan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman dari Himpunan Bank Negara (Himbara), yang disalurkan melalui BNI. Koperasi, dalam konteks ini, berfungsi sebagai arketipe wadah yang kokoh untuk menggerakkan dan memperkuat UMKM di tingkat akar rumput, menyediakan bantuan modal melalui unit simpan pinjam agar usaha mereka berdenyut.
Kepala DPMD, Anwar Syafroni, saat mengafirmasi langkah ini, menambahkan bahwa KDMP dirancang untuk lebih dari sekadar simpan pinjam. “Koperasi juga akan mengembangkan berbagai unit usaha baru sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa, seperti penyediaan sembako dan pemasaran hasil pertanian,” ungkap Anwar.
Mengakui tantangan di depan, di mana beberapa koperasi masih terkendala modal awal, Anwar Syafroni menutup penjelasannya dengan komitmen institusional.
“Pemerintah pusat dan daerah akan terus memberikan pembinaan dan arahan melalui berbagai program, serta memberikan pinjaman modal dari bank Himbara untuk koperasi yang mengajukan proposal bisnis. Ini adalah tantangan yang akan kita hadapi bersama demi kemandirian desa,” pungkasnya, memberikan optimisme yang terukur terhadap keberlanjutan program ini sebagai lokomotif ekonomi kerakyatan.
(R. M Hendra)

