Sumenep, Kompasone.com - Sebuah manifestasi komitmen terhadap pelestarian warisan budaya dan penguatan ikatan sosial terwujud dalam acara Haul Akbar Pangeran Judonegoro. Acara ini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah simposium spiritual dan kultural yang dihadiri oleh para sesepuh, tokoh masyarakat, dan warga Desa Kebunagung. Kamis (14/8/25).
Acara yang diprakarsai oleh Kepala Desa Kebunagung, Bustanul Affa, S.H. ini, bertempat di area Asta Kubah Pangeran Judonegoro, tepatnya di RT 008 RW 004, Kampung Judonegoro, Desa Kebunagung.
Acara haul ini secara elegan menggabungkan dimensi spiritual dan sosial. Selain mendoakan para leluhur dan Pangeran Judonegoro, rangkaian acara juga mencakup santunan untuk anak yatim dan kaum dhuafa. Inisiatif sosial ini menunjukkan kepemimpinan yang berlandaskan "akhlakul karimah" (budi pekerti luhur) serta kesadaran akan tanggung jawab moral terhadap sesama. Melalui kegiatan ini, kepemimpinan desa tidak hanya mengelola administrasi, tetapi juga berperan aktif dalam merajut jaring-jaring solidaritas yang kokoh.
Haul Akbar ini menegaskan kembali betapa pentingnya menjaga tradisi sebagai pilar peradaban. Pangeran Judonegoro, sebagai tokoh historis, tidak hanya dikenang sebagai figur masa lalu, melainkan sebagai fondasi yang membentuk identitas kolektif masyarakat. Dengan rutin menggelar acara ini, Desa Kebunagung secara konsisten menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda, sekaligus memperkuat "kultur budaya yang hakiki"—budaya yang berakar kuat pada nilai-nilai kearifan lokal.
Kepala Desa Bustanul Affa, S.H., menyampaikan bahwa acara ini adalah wujud nyata dari upaya pemerintah desa untuk menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi. "Kita harus mampu menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan," ungkapnya.
Acara ini secara keseluruhan berhasil menciptakan harmoni antara ketaatan spiritual dan kepedulian sosial. Sebuah perhelatan yang tidak hanya merayakan warisan masa lalu, tetapi juga membangun harapan untuk masa depan yang lebih solid dan berkeadilan.
(R. M Hendra)