Aceh, Kompasone.com - opini
Bayangkan sebuah simfoni, di mana setiap nada adalah kisah, setiap irama adalah sejarah, dan setiap crescendo adalah penemuan harta karun yang luar biasa. Simfoni ini bergema dari kedalaman bumi Sumatera, mengungkapkan rahasia emas yang selama ini tersimpan dalam lipatan legenda dan catatan sejarah. Kisah pulau berlapis emas, yang dulu hanya hidup dalam khayalan legenda India, Yunani, Romawi, dan China, kini menemukan wujudnya yang nyata di tanah air tercinta: Indonesia. Bukan sekadar cerita, tetapi sebuah bukti nyata tentang kekayaan alam Nusantara yang melimpah ruah, sebuah warisan yang patut dibanggakan dan dilindungi.
Petunjuk pertama datang dari para sejarawan terkemuka, seperti O.W. Wolters, yang dalam karyanya Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII, menyinggung keberadaan sumber emas di Sumatera. Ini bukanlah sekadar catatan kaki, tetapi sebuah petunjuk penting yang membuka tabir sejarah, mengungkapkan rahasia kemakmuran kerajaan Sriwijaya yang gemilang. Kemegahan kerajaan tersebut, yang terukir dalam lembaran sejarah, kini mendapatkan penjelasan baru: kekayaan emas yang melimpah, yang menjadi tulang punggung kekuatan dan kejayaannya.
Kemudian, William Marsden, dalam The History of Sumatera (1811)-nya, mengungkapkan angka-angka yang mengagumkan: 10 ribu on emas dari 1.200 tambang di pedalaman Sumatera Barat. Bayangkan, setiap tambang diperkirakan bernilai 1 juta gulden! Angka-angka ini bukanlah sekadar data ekonomi, tetapi gambaran nyata tentang skala operasi pertambangan yang luar biasa pada masanya. Ini bukanlah sekadar aktivitas penambangan kecil, tetapi sebuah industri yang telah beroperasi selama berabad-abad, menunjukkan betapa kayanya bumi Sumatera akan logam mulia yang berkilauan ini. Sebuah bukti nyata tentang potensi ekonomi yang luar biasa yang dimiliki oleh Nusantara.
Kisah ini berlanjut ke Aceh, di mana catatan-catatan Denys Lombard (Kerajaan Aceh) dan Agustin de Beaulie mengungkapkan kekayaan emas Aceh yang luar biasa, bahkan menyebut adanya emas yang ditemukan dalam bentuk gumpalan.
Gambaran ini memperkaya narasi, menunjukkan bahwa keberadaan emas di Sumatera bukanlah fenomena yang terisolasi, tetapi tersebar luas, menunjukkan potensi ekonomi yang sangat besar dan peran pentingnya dalam sejarah perdagangan dan perekonomian regional. Sebuah kekayaan alam yang melimpah, yang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Nusantara.
Namun, sejarah emas Sumatera tak lepas dari bayang-bayang kolonialisme. Kedatangan Belanda menandai babak baru, di mana kekayaan emas ini dieksploitasi secara besar-besaran. Bagi Belanda, emas Sumatera menjadi sumber pendapatan utama, menambah kekayaan mereka di samping rempah-rempah. Ironisnya, eksploitasi ini juga menciptakan peluang bagi pengusaha lokal.
Di tengah ketidakadilan sistem kolonial, muncul pengusaha-pengusaha baru yang kaya raya, sebuah kontradiksi yang menarik dalam konteks sejarah. Kekayaan yang mereka peroleh, meski diperoleh dalam kondisi yang tidak adil, kemudian ikut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia pasca kemerdekaan
Kisah emas Sumatera lebih dari sekadar cerita kekayaan materi. Ini adalah sebuah simfoni yang harmonis, perpaduan unik antara legenda, sejarah, dan realitas ekonomi. Ini adalah bukti nyata bagaimana kekayaan alam Indonesia telah membentuk peradaban dan sejarahnya. Namun, cerita ini juga menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan.
Harta karun Nusantara harus dikelola dengan bertanggung jawab, menghindari eksploitasi yang merugikan dan memastikan keberlanjutannya untuk generasi mendatang. Agar kisah emas Sumatera tidak hanya menjadi catatan sejarah masa lalu, tetapi juga warisan berharga yang terus berkilau bagi masa depan Indonesia.
Is - Aceh