Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

BAZNAS di Bawah Rahman Antitesis Empati, Yatim Terabaikan?

Minggu, Maret 23, 2025, 03:51 WIB Last Updated 2025-03-22T20:51:47Z

 


Sumenep, Kompasone.com - Di tengah semarak Ramadan, sebuah ironi menguak di Kabupaten Sumenep. KOBER Berbagi Ramadan, sebuah inisiatif mulia yang digagas Komunitas Music Bersama (KOBER), justru menjadi panggung kritik pedas terhadap kepemimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di bawah nahkoda Rahman.


H. Saifudin, atau akrab disapa H. Piu, Ketua KOBER, dalam sambutannya di acara santunan yatim dan buka bersama, melontarkan sindiran tajam. Ia membandingkan kepemimpinan Rahman dengan pendahulunya, Sukri, yang dinilai memiliki empati tinggi terhadap yatim dan dhuafa.


"Dulu, di bawah Bapak Sukri, BAZNAS begitu peduli. Kami bahkan bekerja sama menyantuni 100 anak yatim. Namun, sejak Rahman memimpin, empati itu seolah sirna," ujar H. Piu dengan nada prihatin.


Pernyataan H. Piu ini bukan sekadar keluhan, melainkan sebuah refleksi atas perubahan paradigma BAZNAS. Di bawah kepemimpinan Rahman, lembaga yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan umat, justru terkesan "loyo" dan kehilangan arah.



"Kepemimpinan Rahman perlu dievaluasi. Ia tidak menjunjung tinggi tujuan luhur BAZNAS," tegas H. Piu, menyiratkan kekecewaan yang mendalam.


Sindiran H. Piu ini mengundang tanda tanya besar. Apakah benar BAZNAS di bawah Rahman telah kehilangan sensitivitas terhadap yatim? Apakah perubahan ini merupakan konsekuensi dari perubahan kebijakan, ataukah sekadar manifestasi dari kurangnya empati sang pemimpin?


Pertanyaan-pertanyaan ini menggantung, menunggu jawaban dari Rahman. Publik menanti penjelasan, bukan sekadar klarifikasi, melainkan bukti nyata komitmen BAZNAS dalam mengembalikan marwahnya sebagai lembaga yang amanah dan peduli.


Di tengah sorotan tajam ini, BAZNAS di bawah Rahman dihadapkan pada ujian berat. Akankah ia mampu menjawab tantangan dan mengembalikan kepercayaan publik? Atau justru memilih bungkam, membiarkan api kritik terus membakar citra lembaga tersebut? Waktu yang akan menjawab.


(R. M Hendra)

Iklan

iklan
iklan