Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Dugaan Penyimpangan Proyek P3 TGAI di Gunggung Batuan, Sumenep

Minggu, Oktober 27, 2024, 17:47 WIB Last Updated 2024-10-27T10:47:52Z

 


Sumenep, Kompasone.com – Proyek pembangunan infrastruktur pertanian yang didanai oleh pemerintah provinsi, Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), di Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tengah menjadi sorotan tajam. Investigasi mendalam yang dilakukan oleh tim liputan Kompas One pada 16 September 2023 mengungkap dugaan penyimpangan yang serius dalam pelaksanaan proyek tersebut. (27/10/2024)


Salah satu temuan paling mencolok adalah penggunaan material berkualitas rendah yang secara signifikan menyimpang dari spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Proyek yang seharusnya menggunakan batu gunung sebagai material utama, justru ditemukan menggunakan batu urugan galian C yang jauh lebih murah. Penggunaan material pengganti ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas bangunan yang dihasilkan dan motif di balik penghematan biaya yang dilakukan.


Selain itu, teknik pelaksanaan pekerjaan juga terindikasi sangat jauh dari standar yang berlaku. Pasangan batu urugan yang seharusnya dilakukan dengan cermat dan menggunakan campuran pasir serta semen sebagai perekat, justru ditemukan hanya ditata begitu saja tanpa adanya ikatan yang kuat. Kondisi ini jelas sangat mengkhawatirkan, mengingat fungsi utama bangunan irigasi adalah menahan beban air dan menjaga kestabilan tanah.


"Pasangan batu yang kosong tanpa adanya campuran pasir dan semen di setiap celah penataan batu. Apakah itu yang dinamakan teknik yang benar?" ujar salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.


Lebih ironis lagi, setelah pasangan batu yang asal-asalan tersebut selesai dibuat, seluruh permukaannya langsung diplester. Tindakan ini seolah-olah menjadi upaya untuk menyembunyikan kesalahan yang telah dilakukan dan memberikan kesan bahwa pekerjaan telah selesai dengan baik.



Informasi yang berhasil dihimpun oleh tim liputan Kompas One menyebutkan bahwa proyek irigasi tersebut diduga kuat dimiliki oleh salah seorang aktivis yang dikenal kerap terlibat dalam berbagai proyek pemerintah. Aktivis tersebut juga memiliki reputasi yang kurang baik terkait dengan pelaksanaan proyek-proyek sebelumnya.


"Dari info yang dihimpun oleh media ini dari salah satu narasumber terpercaya jika proyek irigasi tersebut adalah milik salah satu aktivis yang gemar bermain proyek yang dikenal kebal hukum," ungkap sumber tersebut.


Dugaan keterlibatan aktivis yang memiliki rekam jejak kurang baik ini semakin memperkuat dugaan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan proyek P3TGAI di Batuan.


Menanggapi temuan dugaan penyimpangan tersebut, Kepala Perwakilan Jawa Timur Jurnalis Polisi, Deddy N., telah melakukan langkah-langkah konkrit. Deddy telah menghubungi dan mendesak pengawas pekerjaan P3TGAI untuk segera turun ke lokasi dan melakukan investigasi mendalam.


"Saya sudah kirim semua foto dan pemberitaan Mas Hendra ke pengawas, dengan pengawasnya langsung disikapi, tunggu saja," ujar Deddy kepada awak media.


Tindakan tegas dari pengawas sangat diharapkan untuk mengungkap seluruh fakta terkait dugaan penyimpangan ini dan memastikan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab dapat diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.


Dugaan penyimpangan dalam proyek P3TGAI di Batuan merupakan ancaman serius bagi kualitas infrastruktur pertanian di wilayah tersebut. Penggunaan material berkualitas rendah dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan kerusakan bangunan dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif terhadap produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat.


Oleh karena itu, kasus ini harus segera ditangani secara serius oleh pihak berwenang. Selain itu, masyarakat juga perlu lebih aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek-proyek pembangunan di daerahnya masing-masing agar kasus serupa tidak terulang kembali.


Media Kompas One akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terbaru kepada pembaca yang kami Hormati.



(R. M Hendra)

Iklan

iklan
iklan