Nabire, Kompasone.com - Tim Investigasi Ham Kabupaten Puncak, Papua Tengah Bersama Mahasiswa Puncak Se-Indonesia didampingi LBH TKP Papua melakukan Jumpa pers serentak Se-Indonesia, Dengan Tema : " PENOLAKAN PEMBANGUNAN GUDANG LOGISTIK DI AGANDUGUME DAN MENGUTUK KERAS KEHADIRAN TNI-POLRI KABUPATEN PUNCAK".
Jumpa pers serentak Se-Indonesia dilakukan oleh mahasiswa Puncak se-Indonesia Kota studi : Nabire, Manokwari, Jayapura, Manado, Gorontalo, Makassar, Bali, Malang, Jogja Solo, Bogor dengan tema yang sama dan Stegmen atau tuntutan yang sama. Pada Rabuh, 10 Juli 2024, Pukul. 10.30 Waktu Papua dan Pukul. 15. 00 Waktu Indonesia Tengah dan barat.
Melihat dengan Dinamika Gejolaknya Kehadiran TNI-POLRI di Kabupaten Puncak secara masif, secara khusus Distrik Sinak, Oneri, Yugumuak dan Agandume membuat Masyarakat traumatik. Kehadiran TNI - POLRI Tidak hanya mengejar TPNPB-OPM Namun juga melakukan aksi-aksi kekerasan; Intimidasi, Diskriminasi dan Penganiayaan terus aktif dilakukan.
Berikut Beberapa Kasus yang terjadi sejak tahun 2022 Hingga 2024.
1. Pembunuhan terhadap Makilon Tabuni meninggal Dunia dan 6 Orang lainya Luka-Luka (2022)
2. Pembunuhan Terhadap Ibu Tarina Murib dan 7 Orang lainya luka-luka (2023).
3. Panius Tabuni kepala sekolah dan 2 Orang anak (2023)
4. Warinus Murib meninggal dunia dan 2 Orang lainya disiksa (2024)
5. Masyarakat sipil Distrik Magebume, Yugumuak dan Sinak Ribuan Warga Mengungsi (2023)
6. Masyarakat sipil Distrik Oneri, Agandume mengungsi.
Tidak hanya kekerasan terhadap Rakyat Sipil namun, pemaksaan Pembangunan Gudang Logistik dengan Dalih "kesejahteraan Masyarakat" di Agandume juga dilakukan Oleh pihak Pemerintah Kabupaten Puncak dan TNI - POLRI.
Untuk menyingkapi beberapa kekerasan Pihak Aparat TNI-POLRI, Mahasiswa Puncak se-Indonesia melakukan aksi jumpa pers serentak.
Kota studi Nabire
" Sekretaris Umum KMPP Se-Nabire Dei Murib mengatakan, " Kami Mahasiswa Puncak Kota studi Nabire, Mengutuk keras terhadap Tni-Polri atas aksi-aksi kekerasan terhadap Rakyat Sipil di Kabupaten Puncak. Kekerasan itu dilakukan secara masif sampai Hari ini. Mohon penting -petinggi TNI-POLRI segera Tarik Militer", Tegasnya dalam Jumpa pers.
Kota studi Manokwari, "Dengan Nada yang sama, Bahasa yang sama, Statemen yang sama Kami Mahasiswa Puncak se-Indonesia secara Khusus Kota studi Manokwari Menolak Pembangunan Gudang Logistik di Agandume.
Kami punya Orang tua sudah menolak, pemuda dan hampir semua elemen menolak, tapi Kenapa Pihak TNI dan pemerintah Memaksa. Kami pertanyakan bahwa dibalik ini sebenarnya ada apa?", Ucap dalan Jumpa pers di kediaman Asrama Mahasiswa Puncak di Manokwari.
Kota studi Jayapura
Sekretaris Umum KMPP Se-jayapura Urnius K menegaskan, " Orang Tua kami Cukup menderita diatas Tanah dan leluhur kami oleh Oknum-oknum tak bertanggung jawab, Segera Hentikan Operasi Militer Wilayah Kabupaten Puncak", Pungkasnya dalam Ruang jumpa pers.
Kota studi Makasar
" Pembangunan Gudang Logistik di Agandume itu, atas persetujuan Siapa? Dan kenapa Harus memaksa untuk membangun?
Orang Tua kami yang membutuhkan saja menolak, Masa pihak TNI dan Pemerintah Kabupaten Puncak memaksa. Kami mengecam dan mengutuk keras sebab sikap-sikapnya seperti Orang Gila", Tegas Wito Kulua, usai Jumpa pers di kediaman Mahasiswa Puncak Kota studi Manado.
Kota studi Jakarta, Bandung dan Bogor, Alpinus T, Arison M, dan Im Mom mengatakan " pelaku pembunuh disertai Mutilasi Terhadap Ibu Tarina Murib dan Makilon Tabuni Segera Diproses Hukum. Kami tahu Indonesia adalah Negara Hukum, tapi kenapa Pelaku pelanggaran Ham dibiarkan? kami Mahasiswa Puncak Se-Kota studi Jawa Barat mempertanyakan Eksistensi daripada Hukum di Negera Ini", Tutupnya Usia Jumpa pers.
Kota studi Malang dan Bali
" Kami sangat menyesal atas sikap TNI-POLRI. Kami pikir TNi dan Polri mengayomi, tapi Faktanya melakukan Aksi - aksi kekerasan terhadap Orang Tua kami di Puncak. Kami harapkan Petinggi-petinggi TNi dalam Hal ini Bapak Joko widodo segera Tarik Militer dari Tanah Papua secara Khusus Kabupaten Puncak", Menegaskannya.
Kota studi Gorontalo
Ketua Sibilok Tabuni menegaskan " 100% Kami Mahasiswa Puncak se-Indonesia sudah menolak Pembangunan Gudang Logistik di Agandume. Kami tidak mau dengar bahwa kemudian ada pembangunan lagi", Tegasnya.
Ketua Tim Investigasi Ham Kabupaten Puncak, Mis Murib mengatakan kami menunggu Respon dari Pihak yang berkompeten, dalam Hal ini Bupati Kabupaten Puncak dan PJ
provinsi Papua Tengah atas penolakan ini.
" Pihak pemerintah dan TNI kalo memaksa terus Untuk Pembangunan, kami Mahasiswa Puncak se-Indonesia akan melakukan Aksi-aksi besar-besaran di setiap Kota studi sampai pembangunan Gudang Logistik dibatalkan", Ucapnya saat awak Media menghubungi Via Wa.
Usai Jumpa pers serentak Se-Indonesia dilakukan Diakhiri dengan Foto-Foto Statemen penolakan terhadap Pembangunan Gudang Logistik dan Tarik Militer serta Tulisan-tulisannya.
(Tim Investigasi Ham Kabupaten Puncak
Dan Mahasiswa Puncak se-Indonesia).
( Mis M )