Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Pemimpin Sejati Tidak Mengajarkan Cara Meraih Kekayaan, Melainkan Memberikan Teladan Moral yang Mengendap dalam Jiwa

Sabtu, Desember 06, 2025, 15:31 WIB Last Updated 2025-12-06T08:31:16Z

 


Di tengah bentang cakrawala birokrasi, ketika bintang-bintang politik mulai meredup, Sumenep kini menatap pada terangnya Adipati Cahya yang kini menjadi perbincangan, bahkan hingga menjadi trending topic di lorong-lorong aspirasi masyarakat.


Dialah Ir. Eri Susanto, M.Si., Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumenep, yang digadang-gadang sebagai Pemegang Kunci Gerbang Strategis Sumenep berikutnya.


Bukan sekadar deretan gelar akademis (Ir. dan M.Si.) yang menjadikannya pusat perhatian, melainkan tapak jejak pengabdian yang terukir laksana guratan sungai purba memberi kehidupan dan mengalirkan manfaat. Dari Dinas PU Pengairan hingga kini Mengendalikan Dinas PUTR.


Eri Susanto dikenal masyarakat sebagai Negarawan yang memiliki skill dewa manajerial setinggi kemampuan dewa dalam menata bumi pertiwi. Ia adalah harapan yang diletakkan masyarakat pada pundak seorang profesional.


Namun, ada kisah yang lebih mengharukan, tersembunyi di balik citra teknokrat yang mumpuni. Eri Susanto bukanlah sekadar Negarawan atau pejabat Berintegritas, melainkan seorang yang memiliki spiritualitas intelektual tinggi. Di sisi kirinya, Topan dengan badai api politik silih berganti datang, bergejolak, dan mencoba menghantam untuk meruntuhkan singgasananya. 


Namun, dengan ketenangan seorang pertapa, ia mampu menahan pusaran badai itu hanya dengan kekuatan budi luhur dan akal sehat yang positif. Tangannya kanannya adalah palu godam Sang Pelaksana, yang telah digunakan untuk menuntaskan tugas-tugas negara di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ia pimpin.


Ia adalah sosok yang dikenal minim kata, tetapi kaya makna, seperti mata air di padang tandus, kehadirannya dirasakan, bukan diteriakkan. Bahkan, Singa Lapar sekalipun, yang jelas-jelas hendak menerkam kekuasaannya, seketika tunduk dan tersungkur di hadapannya. Bukan karena ancaman, melainkan karena ketinggian adab dan tatakrama yang tak pernah lekang ia kenakan sebagai perisai.


Inilah yang menjelaskan mengapa semua staf di bawahnya, betapapun mereka tinggi ilmunya, tetap memakai adab kesantunan dalam setiap interaksi.


 Wujud Eri Susanto dapat disalahartikan. Ia seolah acuh tak acuh terhadap gerak-gerik bawahannya, namun pada hakikatnya, semua terkendali dalam pantauan sunyi sang Legendaris. Beliaw adalah seorang Pemimpin Sejati yang tidak sibuk mengajarkan cara untuk kaya, melainkan memberikan contoh luhur yang tak perlu diulas dengan kata-kata. Ia mewujudkan filosofi adiluhung:


"Sabda raja adalah hukum, mabuknya raja adalah sedang berfikir."


Sosok Eri Susanto adalah sebuah teka-teki elegan, hampir tidak bisa dibaca, namun rentan disalah artikan oleh mata yang tidak mampu menyelami kedalaman maknanya. Bagi Sumenep, ia adalah Matador yang siap memimpin biduk birokrasi menuju gerbang harapan yang baru.


Perbincangan publik disematkan gelar kehormatan tak resmi: Manusia Setengah Dewa. Bukan karena kesombongan, melainkan karena rekam jejaknya yang terentang seperti Jalan Sutra Infrastruktur, sebuah perjalanan panjang dari PU Pengairan hingga kini menjadi konseptor Agung yang menata wajah kota keris ini dengan segala ketulusan hati.


Penulis : R. M Hendra

Iklan

iklan