Yogyakarta, Kompasone.com – Selain meresmikan gedung layanan rawat inap Presisi, Polda DIY melalui Rumah Sakit Bhayangkara juga resmi menghadirkan layanan kesehatan terdepan yakni Klinik Stem Cell (Sel Punca), (Jumat, 5 Desember 2025).
Langkah ini merupakan terobosan besar dalam dunia kedokteran untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya dalam penanganan penyakit kronis dan keganasan.
Kabid Dokkes Polda DIY Kombes Pol. dr. Fajar Amansyah, Sp.PD. , menyebutkan RS Bhayangkara DIY menjadikan terapi penyakit degeneratif sebagai fokus utama layanannya.
“Penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh faktor usia, yang saat ini mendominasi pola penyakit di Indonesia seperti Diabetes Melitus, Stroke, Gagal Ginjal, penyakit Jantung dan Hati, akan ditangani menggunakan metode sel punca,” tambahnya.
Kabiddokkes menjelaskan dengan menggunakan teknologi Stem Cell (Sel Punca) ini diharapkan mampu meremajakan kembali sel tubuh dan mengubah proses degeneratif (penuaan/kerusakan) menjadi regeneratif (pemulihan), sehingga penyakit dapat dikendalikan secara optimal.
Selain penyakit degeneratif, klinik ini juga memperkenalkan teknik pengobatan terbaru untuk pasien kanker atau keganasan.
“Tim medis akan mengkolaborasikan metode pengobatan standar (kemoterapi, radioterapi, dan targeting therapy) dengan penggunaan sel punca,” ucapnya.
Teknologi Sel Punca Lawan Kanker
RS Bhayangkara DIY akan menggunakan teknologi sitotoksik T-limfosit (CTL), yang diolah dari darah pasien sendiri, untuk mencapai precision therapy. Tujuannya adalah memastikan sel punca bekerja selektif mengejar dan mematikan sel kanker.
Keuntungan yang didapatkan dari kombinasi ini adalah menekan efek samping parah yang umum terjadi pada kemoterapi, seperti rambut rontok, mual, muntah, hingga penurunan kadar hemoglobin (HB).
"Kami tidak menghilangkan terapi yang sudah ada, tetapi kami akan mengkombinasikan. Untuk pasien yang belum pernah mendapatkan kemoterapi, kami akan inisiasi untuk menggunakan terapi sel punca," kata ujarnya.
Terkait biaya pengobatan yang menggunakan teknologi mutakhir ini, Kombes Pol. Fajar mengakui bahwa harga masih mengacu pada katalog umum dan masih dapat dirundingkan.
Namun, ia menegaskan bahwa pengobatan menggunakan sel punca dan turunannya saat ini masih terbatas dan belum dicakup oleh BPJS Kesehatan.
"Salah satu kendala adalah bahwa sampai saat ini memang masih terbatas [cakupannya]. Kami berharap ke depannya pengobatan menggunakan sel punca ini dapat di-backup atau dibantu oleh asuransi kesehatan kita," harapnya.
( Mbah Pri )
