Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Kapal Kebanggaan 'Laksamana' Jatim Karam di Dermaga Kalianget | Nahkoda Baru Tertidur, Samudra Sumenep Teriak

Rabu, Desember 10, 2025, 21:37 WIB Last Updated 2025-12-10T14:37:21Z

Sumenep, Kompasone.com - Sebuah kisah kelam tengah menyelimuti armada kebanggaan Direktorat Polair Polda Jawa Timur di ujung timur Pulau Garam. Kapal Patroli Polair Kalianget, yang selama ini dikenal sebagai "Kuda Laut Baja" yang tak kennah lelah membelah lautan, kini hanya menjadi "Karang Diam" yang teronggok di bibir pantai Kantor Pollair kalianget Sumenep.


Kapal BKO nan gagah, saksi bisu ribuan operasi penegakan hukum di perairan Madura, yang rekam jejaknya menggetarkan nyali para "Bajak Laut Cantrang Siluman", kini seolah telah dicabut "Jangkar Keberaniannya". Ia terdampar, menjadi monumen bisu kelalaian yang mengkhianati amanah samudra.


Sorotan tajam tertuju pada sosok anggota Polair Polda Jatim yang baru saja dipindah-tugaskan ke Kantor Polair Kalianget. Ia datang layaknya "Angin Segar" yang dinanti, namun kehadirannya justru menyeret kapal patroli ke dalam "Palung Kelesuan".


Masyarakat nelayan kecil, yang hidupnya terikat erat pada "Garis Khatulistiwa Keamanan" yang selama ini dipertahankan kapal patroli, kini diselimuti "Kabut Kecemasan". Mereka adalah "Ikan-ikan Teri" yang harus berhadapan dengan "Paus Cantrang Ilegal" yang merajalela tanpa rasa takut.


"Dulu, kapal itu adalah mercusuar kami. Sekarang, ia hanyalah rongsokan yang dijadikan hiasan. Kami nelayan kecil seperti berlayar tanpa kompas dan tanpa pelindung. Kapal-kapal siluman itu bebas masuk seperti tuan rumah," ungkap seorang tokoh nelayan setempat dengan nada pahit.


Keluhan mereka bukan tanpa dasar. Sejak kedatangan sang anggota baru, yang seharusnya menjadi "Penjaga Gerbang Samudra" dan "Garda Terdepan NKRI" di lautan, kegiatan patroli seolah tenggelam dalam "Lumpur Ketidakpedulian". Ekosistem Laut yang menjadi "Harta Karun Biru" Sumenep terancam dirobek oleh jaring terlarang, sementara sang penjaga laut diduga kuat tertidur di atas kemudi.


Upaya Kompasone.com untuk mengonfirmasi dugaan kelalaian ini kepada pihak terkait justru berujung pada benturan dengan "Tembok Bisu".

Wartawan kami telah menghubungi Kasat Polair Polres Sumenep, Bapak Rofik, melalui aplikasi pesan untuk meminta kontak anggota yang baru dipindah sang "Nahkoda Baru" - guna mengklarifikasi seputar hilangnya kegiatan patroli. 


Namun, Kasat Polair memilih untuk menahan diri, tak memberikan "Kunci Komunikasi" yang sangat dibutuhkan untuk mengungkap kebenaran di balik mandeknya kapal patroli.


Sikap tertutup ini, alih-alih meredakan, justru menambah riak kecurigaan bahwa memang ada "Badai di Bawah Geladak" yang tengah disembunyikan.

Lalu, siapa yang akan menyelamatkan samudra Sumenep dari karamnya integritas?


Apakah Kapal Kuda Laut Baja ini akan terus menjadi bangkai di dermaga, ataukah akan ada tangan kuat yang kembali mengibarkan "Bendera Operasi" demi keselamatan dan keberlangsungan hidup para nelayan


Kasus ini menjadi "Ombak Besar" yang harus dijawab tuntas oleh Polda Jatim. Jangan biarkan "Hukum Laut" hanya berlaku bagi nelayan kecil, sementara sang penjaga justru membiarkan "Hantu-Hantu Ilegal" berpesta pora di perairan Sumenep.


(R. M Hendra)

Iklan

iklan