Pandeglang, kompasone.com – Pemerintah Provinsi Banten berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang, TNI Angkatan Darat, serta PT Kertapati Wijaya KSO Areco membangun jembatan Bailey di Desa Kramatjaya, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Jembatan sementara tersebut disiapkan untuk memulihkan akses warga setelah jembatan penghubung empat desa ambruk.
Jembatan ambruk pada Minggu (7/12/2025) akibat tidak mampu menahan beban truk bermuatan kayu. Peristiwa itu menyebabkan terputusnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas pelajar, distribusi hasil pertanian, serta akses kendaraan warga. Untuk sementara, masyarakat menggunakan jalur alternatif yang dibangun secara swadaya.
Bupati Pandeglang Dewi Setiani mengatakan, pembangunan jembatan Bailey telah memasuki tahap persiapan awal dan ditargetkan rampung pada awal Januari 2026. Pembangunan jembatan sementara dilakukan sembari menunggu realisasi jembatan permanen dengan kapasitas yang lebih besar.
“Karena kewenangan pembangunan jembatan ini berada di Pemerintah Provinsi Banten, kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting. Ini dilakukan demi keamanan, kenyamanan, serta keselamatan aktivitas masyarakat di Kecamatan Cimanggu,” ujar Dewi saat meninjau lokasi pembangunan, Rabu (24/12/2025).
Menurut Dewi, keberadaan jembatan Bailey diharapkan dapat segera memulihkan mobilitas warga, khususnya pelajar, pedagang, petani, dan kendaraan kecil yang selama ini terdampak akibat terputusnya akses utama.
Komandan Kodim 0601/Pandeglang Letkol Inf Afri Swandi Ritonga menilai percepatan pembangunan jembatan menjadi kebutuhan mendesak. Selain berdampak pada aktivitas masyarakat, kondisi tersebut juga memengaruhi pembangunan Batalyon 842 Badak Sakti yang tengah berlangsung di wilayah Cimanggu.
“Pembangunan batalyon sangat bergantung pada akses ini. Karena itu kami mendorong percepatan pembangunan jembatan, termasuk melalui dukungan dari Kementerian Pertahanan dan PT Kertapati Wijaya. Harapannya, jembatan ini segera selesai dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” kata Afri.
Sementara itu, Project Manager PT Kertapati Wijaya Tabri Tyan Purnama mengatakan, ambruknya jembatan berdampak signifikan terhadap kelancaran proyek pembangunan Batalyon 842. Akses kendaraan pengangkut material terhambat sehingga progres pekerjaan sempat tertunda.
“Dari titik jembatan ini ke lokasi Batalyon 842 masih sekitar 10 kilometer. Ketika akses terputus, kegiatan pembangunan ikut terganggu. Karena itu kami mendukung penuh percepatan pembangunan jembatan Bailey ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI, dan pihak swasta menjadi langkah strategis agar kepentingan masyarakat dan pembangunan dapat berjalan beriringan.pungkasnya
(Ali Hamzah)
