TAPTENG, kompasone.com - Dua belas hari setelah banjir dan longsor terjadi pada 25 November 2025, Desa Mardame di Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, dilaporkan belum menerima bantuan resmi dari pemerintah.
Tokoh pemuda Desa Mardame, Ridostar Simanungkalit, menyampaikan bahwa hingga Senin (7/12/)), tidak ada distribusi logistik dari pihak kecamatan maupun kabupaten yang masuk ke wilayah tersebut.
Sementara itu, sejumlah desa lain di sekitar Sitahuis dikabarkan telah menerima suplai bantuan.
Menurut Ridostar, kondisi Desa Mardame cukup memprihatinkan. Sebanyak 13 warga meninggal dunia, satu masih hilang, dan 30 rumah tertimbun longsor. Puluhan keluarga kini menempati tenda darurat dengan persediaan makanan terbatas.
Ridostar juga menyebutkan bahwa helikopter bantuan beberapa kali melintas di atas desa tersebut namun tidak melakukan penurunan logistik.
“Warga menunggu informasi mengenai alasan Desa Mardame belum masuk dalam penyaluran bantuan,” ujarnya.
Di tengah belum adanya distribusi resmi, bantuan pertama yang masuk ke Desa Mardame berasal dari relawan independen, termasuk donatur dari Tarutung, seorang konten kreator, dan beberapa relawan perorangan yang membawa makanan serta kebutuhan dasar.
Ridostar berharap pemerintah segera melakukan pengecekan lapangan dan memasukkan Desa Mardame dalam prioritas penanganan pascabencana.
(Bernat L Gaol)
