Nabire, kompasone.com– Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah, Nurhaidah Meki Nawipa, SE, bersama Kabiro Umum Setda, Vivian Andenita Gobay, melakukan kunjungan ke Ko’Membaca pada Jumat (22/08) pukul 13.21 WIT. Kunjungan ini menjadi bentuk apresiasi atas upaya Ko’Membaca dalam meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah berjanji akan membantu membangun dua unit gedung PAUD, menyediakan akses air bersih, fasilitas internet, serta sarana penunjang lainnya untuk mendukung kegiatan Ko’Membaca.
Dukungan ini diharapkan mampu memperkuat layanan pendidikan usia dini sekaligus memperluas akses belajar anak-anak di wilayah Nabire Timur.
Pengurus Ko’Membaca menjelaskan bahwa sebagian besar anak-anak didiknya merupakan korban konflik dari Kabupaten Puncak. Mereka adalah anak-anak pengungsi dari peristiwa mutilasi terhadap Ibu Tarina Murib (03/03/2023), yang mengakibatkan dua distrik harus mengungsi. Hingga kini, sudah tiga tahun mereka belum kembali ke kampung halaman.
“Anggota kami di sini berjumlah 211 orang. Mereka terdiri dari anak-anak SD, SMP, SMA/SMK, hingga mahasiswa, bahkan ada yang sama sekali tidak bersekolah. Hampir semua adalah korban konflik yang terlantar dari pendidikan. Untuk itu, kami berusaha menyediakan buku bacaan dan memberikan layanan pendidikan,” ungkap Mis Murib, pendiri Ko’Membaca.
Ia menambahkan, kehadiran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kabiro Umum Setda Papua Tengah tidak hanya membawa harapan, tetapi juga membuka jalan bagi anak-anak Papua untuk memperoleh masa depan yang lebih baik.
“Anak-anak ini adalah aset bagi bangsa Papua ke depan. Karena itu, mereka membutuhkan perhatian khusus dalam bidang pendidikan. Jika pemerintah tidak memberi perhatian, siapa lagi yang akan menyelamatkan mereka? Bentuk perhatian itu kini terlihat melalui janji pembangunan gedung PAUD dari Kadis P & P dan Kabiro Umum Setda,” jelas Mis Murib.
Ko’Membaca sendiri merupakan komunitas literasi yang secara konsisten mendorong minat baca masyarakat, terutama anak-anak pengungsi dari Puncak. Dengan fasilitas yang masih terbatas, para relawan tetap berkomitmen menghadirkan ruang belajar yang nyaman, kreatif, dan inklusif.
“Harapan kami, kehadiran dua gedung PAUD nantinya menjadi titik awal berkembangnya pusat literasi yang lebih baik bagi anak-anak. Kami percaya bahwa investasi di bidang pendidikan anak usia dini adalah fondasi masa depan Papua yang lebih cerah,” ujar Dei Murib, relawan penggerak Ko’Membaca.
Kunjungan dan apresiasi dari pejabat provinsi ini menjadi motivasi baru bagi Ko’Membaca untuk terus melayani dan mendidik generasi Papua, sembari berharap dukungan nyata dari berbagai pihak agar gerakan literasi semakin kuat dan berkelanjutan.
MM