Sumenep, Kompasone.com - Dalam diskusi terbuka di Grup WhatsApp Advokat, LSM, dan Wartawan se-Kabupaten Sumenep, Kurniadi menegaskan bahwa dinamika yang terjadi bukan sekadar isu pengunduran diri biasa. Ia mengindikasikan adanya persaingan struktural dan birokratis di balik gejolak ini, baik antar-rumah sakit maupun di tingkat pelayanan publik.
"Ini bukan sekadar soal mundur atau tidak mundur. Ini soal posisi dan pertarungan eksistensi," ujarnya pada Minggu (27/07/2025). Kurniadi menyoroti kondisi RSUD dr. H. Moh. Anwar di masa lampau yang sempat terpuruk akibat salah urus, menyebabkan banyak dokter enggan bergabung dan pelayanan memburuk.
Namun, di bawah kepemimpinan dr. Erliyati, RSUDMA mengalami transformasi signifikan. Dalam kurun waktu enam tahun, rumah sakit ini berhasil naik kelas dari tipe C ke tipe B, sebuah pencapaian yang menandakan peningkatan kualitas pelayanan hingga 80 persen. Kenaikan status ini, menurut Kurniadi, adalah hasil penilaian kredibel dari lembaga lintas fungsi.
Ironisnya, di tengah prestasi gemilang tersebut, dr. Erliyati justru menghadapi tekanan psikologis luar biasa. "Prestasinya bukan diapresiasi, tapi malah dibully. Oleh siapa? Oleh sebagian pihak yang seharusnya ikut mendorong perubahan," ucap Kurniadi.
Menanggapi kabar pengunduran diri yang beredar, Kurniadi menyatakan bahwa kelelahan adalah hal manusiawi. Namun, ia menekankan bahwa keputusan mundur atau tidaknya seorang direktur bukanlah sepenuhnya hak pribadi, melainkan berada di tangan pejabat yang mengangkatnya.
Kurniadi meyakini bahwa Bupati Sumenep tidak akan serta-merta melepas sosok sekaliber dr. Erliyati. "Figur seperti beliau bukan sekadar menjabat, tapi memang dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah. Ini bukan soal keinginan pribadi, tapi soal kebutuhan institusional," tandasnya. Ia menambahkan bahwa tidak mudah menemukan individu yang tahan terhadap tekanan namun tetap berdedikasi untuk memajukan RSUD dengan hati.
Polemik ini membuka tabir kompleksitas manajerial dan politis di balik layar pelayanan publik, sekaligus menyoroti pentingnya apresiasi terhadap dedikasi dan prestasi dalam birokrasi. Bagaimana kelanjutan nasib RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep di tengah dinamika ini? Patut dinantikan.
(R. M Hendra)