Sumenep, Kompasone.com – Aroma kebanggaan dan semangat kebersamaan masyarakat Madura kembali membahana! Lapangan Kerapan Sapi Giling, Kecamatan Kota Sumenep, pada Sabtu (21/6) lalu menjadi saksi bisu kemeriahan ajang budaya legendaris: Lomba Kerapan Sapi memperebutkan Piala Bupati Sumenep 2025. Disponsori tunggal oleh Djava Mild, acara ini tak hanya menjadi ajang adu cepat sapi-sapi terbaik, namun juga perayaan warisan leluhur yang dikemas begitu megah dan menarik.
Sebanyak 67 pasang sapi andalan dari berbagai penjuru Pulau Madura, bahkan dari dua kabupaten di luar Madura seperti Lumajang dan Probolinggo, turut berlaga dalam kompetisi bergengsi ini. Sejak pagi, ribuan pasang mata telah memadati Lapangan Giling, tumpah ruah memenuhi setiap sudut, bahkan tak sedikit yang sampai menempati atap tribun saking penuhnya. Antusiasme yang luar biasa ini menjadi bukti nyata betapa kerapan sapi telah mendarah daging dalam denyut nadi masyarakat Madura.
Acara dibuka langsung oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsoyudo, yang hadir di tengah lautan penonton. Dalam sambutannya, Bupati Fauzi kembali menegaskan pentingnya kerapan sapi sebagai warisan budaya luhur yang tak ternilai. "Karapan sapi bukan hanya perlombaan, tapi warisan budaya leluhur yang tidak ternilai. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, terutama generasi muda, untuk terus melestarikan dan mengembangkannya,” ujar Bupati Fauzi dengan nada penuh semangat.
Beliau juga menekankan bahwa kerapan sapi memiliki makna strategis yang jauh melampaui sekadar pelestarian budaya lokal. Menurut Bupati, tradisi ini berpotensi besar menjadi kekuatan pariwisata daerah. Dengan pengemasan yang modern dan promosi digital yang maksimal, Bupati Fauzi optimis kerapan sapi dapat menjelma menjadi ikon wisata budaya berkelas nasional, bahkan internasional.
Dukungan terhadap acara ini tak hanya datang dari pemerintah daerah, namun juga dari berbagai elemen masyarakat. Dorongan kuat terlihat dari gerombolan kepala desa senior, termasuk H. Miskun Legiyono sebagai penasehat AKD, dan Kirno selaku Kepala Desa Banaresep Timur yang juga menjadi penggerak sekaligus panitia lomba. Tak ketinggalan, Kepala Desa Torbang Muzanni, Kepala Desa Marengan Daya Sugik, Kepala Desa Juluk Taufik, serta kepala desa lainnya turut hadir memeriahkan, menunjukkan soliditas dalam menjaga tradisi ini.
Kemeriahan semakin menjadi-jadi berkat kehadiran Djava Mild sebagai sponsor tunggal. Gebrakan kemewahan yang dibawakan oleh Djava Mild, H Fais Rizal terasa membahana di seluruh penjuru lapangan. Penampilan memukau para SPG Djava Mild sukses membuat suasana semakin bergelora dan memecah teriakan di tengah penonton, menambahkan semarak pada ajang budaya yang sudah meriah ini.
Secara keseluruhan, Kerapan Sapi Piala Bupati Sumenep 2025 yang didukung penuh oleh Djava Mild bukan hanya sekedar perlombaan. Ia adalah pesta rakyat, perayaan budaya, dan bukti nyata komitmen bersama untuk menjaga serta mengembangkan warisan leluhur. Momen ini menjadi pengingat bahwa di tengah gempuran modernisasi, tradisi tetap memiliki tempat istimewa dan mampu menjadi daya tarik luar biasa.
Sebagai penutup, tetaplah bersama kami untuk mengikuti perkembangan selanjutnya dari kerapan sapi, sebuah warisan budaya yang menyimpan harapan besar untuk kembali menjadi daya tarik wisata dunia. Bagaimana pandangan Anda, Pemirsa, terhadap potensi ini?
(R. M Hendra)